This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Saturday 9 March 2013

Perceptions and attitudes towards health center services in Bandar Baru JKA Bandar Baru district Pidie Jaya Year 2012



Health Insurance Aceh (JKA) has a clear legal basis, and is particularly relevant to the social conditions of conflict and post-tsunami Aceh. Although the application of JKA program has successfully increased public interest, characterized by the quantity of the number of people who seek treatment significantly (to address community grievances will high cost of treatment), but it has not felt completely run effectively. This is influenced olehg aspects that determine the success of the program, including the availability of service procedure (resources) are not adequate, both to guide the implementation, the mechanism of action / management and service coordination JKA. This research objective was to determine the perceptions and attitudes towards health center services in Bandar Baru JKA Bandar Baru district Pidie Jaya Year 2012. Analytical study is a cross sectional design of the study population in 1346 patients. Sampling using the formula Notoatmodjo, 2010 amounted to 97 respondents. Data collected directly from respondents by distributing questionnaires. The results were analyzed by SPSS and presented in frequency distribution tables and cross-tabulations. The study was conducted from 12 to 17 November 2012. The results P-Value <0.05 so that the hypothesis stating there is a relationship between service to the public perception of JKA JKA, P-Value <0.05 so that the hypothesis stating there is a relationship between service JKA JKA public manner. Recommended to the patient to take advantage of services at the health center JKA Bandar Baru Pidie Jaya.

Factors associated with the risk of childbirth in pregnant women in Bandar Baru subdistrict health center Bandar Baru Pidie Jaya Year 2012



Childbirth can also occur due to risk too that five is too young, too old, too much, too often and too close to the child labor within a week. Of the total maternal deaths due to hemorrhage reported 25% are due to post-partum haemorrhage. This research objective was to determine the factors associated with the risk of childbirth in pregnant women in Bandar Baru subdistrict health center Bandar Baru Pidie Jaya in 2012. Analytical study is a cross sectional design of the study population was 40 pregnant women. Sampling using total sampling amounted to 76 respondents. Data collected directly from respondents by distributing questionnaires. The results were analyzed by SPSS and presented in frequency distribution tables and cross-tabulations. The study was conducted from 12 to 17 November 2012. The results SPSS calculation result P-value 0.001, so the P-value <0.005, it can be concluded that the hypothesis is rejected, which means the existence of a significant association between age and risk deliveries. The calculation result SPSS P-value 0.001, so the P-value <0.005, it can be concluded that the hypothesis is rejected, which means the existence of a significant association between the risk of bleeding with childbirth. SPSS calculation of P-value 0.020, so the P-value> 0.005, it can be concluded that the hypothesis is accepted, which means the absence of a significant association between preeclampsia / eclampsia with delivery risk. SPSS calculation of P-value 0.006, so the P-value> 0.005, it can be concluded that the hypothesis is accepted, which means the absence of a significant association between infection with a labor risk calculations SPSS P-value 0.722, so the P-value> 0.005, it can be concluded that the hypothesis is received which means no significant relationship between hemoglobin (Hb) with delivery risk. Recommended to pregnant women to utilize services at the health center JKA Bandar Baru Pidie Jaya

Relationships Health Insurance Enforcement Aceh (JKA) Increased Performance Against Nurses In Providing Care in Bandar Baru Health Center Pidie Jaya Year 2012



To maximize health insurance to people who are insured in the JKA, Aceh Health Office, will form a monitoring team performance of nurses in each hospital and clinic. This research objective was to determine the relationship Enforcement of Health Insurance Aceh (JKA) Increased Performance Against Nurses In Health Centers Providing Care in Bandar Baru Pidie Jaya in 2012. Analytical study is a cross sectional design of the study population was 76 nurses. Sampling using total sampling amounted to 76 respondents. Data collected directly from respondents by distributing questionnaires. The results were analyzed by SPSS and presented in tables and cross tabulation frequency distributionThe study was conducted from 12 to 17 November 2012. The results P-value 0.005, it can be concluded that the hypothesis is rejected, which means a significant relationship between the provision of medical services to the performance of nurses. P-value <0.129, it can be concluded that the hypothesis is accepted, which means the absence of a meaningful relationship between the exterior of the building activities with nurse performance. P-value <0.054, it can be concluded that the hypothesis is accepted, which means the absence of a meaningful relationship between the evaluation of the performance of nurses. Recommended to the patient to take advantage of services at the health center JKA Bandar Baru Pidie Jaya

Daun Katub



Katub adalah sejenis sayuran daun. Tanaman dengan nama latin Sauropus adrogynus termasuk famili Euphorbiaceae. Begitu populernya, tiap daerah punya sebutan bagi daun katub — memata (Melayu), simani (Minangkabau), Katub (Sunda), kebing dan Katuban (Jawa), serta kerakur (Madura). Tanaman Katub ini tumbuh di berbagai daerah di India, Malaysia, dan Indonesia. Di Indonesia, ia tumbuh di dataran dengan ketinggian 2.100 meter di atas permukaan laut (MDPL). Bentuknya perdu dan bisa mencapai tinggi 2-3 meter, dengan cabang-cabang yang cukup lunak.
Manfaat daun Katub untuk memperbanyak air susu ibu (ASI). Bayi dapat dicukupi nutrisinya melalui ASI sejak lahir dan minimal 6 bulan sampai dengan 2 tahun atau lebih. Tapi, banyak sekali ibu kesulitan memberikan ASI eksklusif karena kurang lancarnya ASI sehingga tidak tercukupi nutrisi untuk bayinya berupa Docosahexaenoic Acid (DHA), Eicosapentaenoid Acid (EPA), dan Folic Acid yang didapatkan melalui asupan makanan ibunya. Daun Katub (Sauropus Androgynus) sejak dulu terbukti bisa memperlancarkan ASI, diduga karena efek hormonal dari kandungan kimia sterol yang bersifat estrogenik. Berdasarkan penelitian daun Katub mengandung efedrin. Selain itu, menurut penelitian, dalam 100 g daun Katub terkandung: energi 59 kal, protein 6,4 g, lemak 1,0 g, hidrat arang 9,9 g, serat 1,5 g, abu 1,7 g, kalsium 233 mg, fosfor 98 mg, besi 3,5 mg, karoten 10020 mcg (vitamin A), B, dan C 164 mg, serta air 81 g. Sejak tahun 2000-an, daun Katub diproduksi sebagai sediaan fitofarmaka untuk memperlancar ASI dan telah beredar di Indonesia. (http://www.majalah-farmacia.com/, 2007).
Berhubung Katub merupakan satu-satunya tanaman lokal yang memiliki kadar klorofil tinggi, maka di dalamnya terkandung antioksidan dalam jumlah besar yang sangat bermanfaat untuk mencegah radikal bebas dan mencegah penuaan dini. Ia juga berkhasiat untuk menanggulangi penyakit kurang darah (anemia), meningkatkan efisiensi absorsi saluran pencernaan, mengecegah kelelahan, dan menghambat terjadinya penyakit kronis pembuluh darah.
 Beberapa manfaat daun Katub lainnya di antaranya:
  1. Menyembuhkan bisul, borok, menghilangkan darah kotor, serta menyembuhkan demam dan influenza, karena mengandung banyak vitamin C (lebih tinggi dari jeruk maupun jambu biji) yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, termasuk untuk meningkatkan ketahanan tubuh, membentuk kolagen, mengangkut lemak, mengatur tingkat kolesterol, menyembuhkan luka, serta meningkatkan fungsi otak agar bekerja maksimal.
  2. Mencegah penyakit mata, meningkatkan pertumbuhan sel, dan menjaga kesehatan kulit, karena mengandung banyak vitamin A.
  3. Membangkitkan vitalitas seks serta meningkatkan kualitas dan jumlah sperma, karena kaya senyawa fitokimia.
  4. Mencegah osteoporosis, karena mengandung banyak kalsium yang dibutuhkan tubuh untuk menjaga kepadatan tulang.
Disarankan untuk merebus dan menumis daun Katub terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Ini terutama untuk menghilangkan sifat racun (antiprotozoa) pada daun Katub. Yang perlu diperhatikan, mengkonsumsi daun Katub dalam jumlah banyak maupun dalam kondisi mentah dapat mengakibatkan berbagai efek samping yang buruk bagi tubuh. Selain mengganggu penyerapan kalsium dan fosfor, bahkan dapat mengakibatkan gejala sulit tidur, tidak enak makan, dan sesak nafas. ( http://khasiatbuah.com/daun-Katub.htm, 2007)
Efek Farmakologis, Daun Katub berkhasiat memperbanyak air susu, untuk demam, bisul, borok dan darah kotor. Tiga peneliti menyatakan infus daun Katub dapat meningkatkan produksi air susu pada mencit. Infus daun Katub dapat meningkatkan jumlah asini tiap lobulus kelenjar susu mencit. Satu peneliti menyatakan isolat fase eter dan ekstrak petroleum eter daun Katub tidak menyebabkan peningkatan sekresi air susu yang bermakna. Satu peneliti menyatakan bahwa dekok akar Katub mempunyai efek antipiretik terhadap burung merpati. Infus akar Katub mempunyai efek diuretik dengan dosis 72 mg/100 g bb. Konsumsi sayur Katub oleh ibu menyusui dapat memperlama waktu menyusui bayi perempuan secara nyata dan untuk bayi pria hanya meningkatkan frekuensi dan lama menyusui. Proses perebusan daun Katub dapat menghilangkan sifat anti protozoa. Pemberian infus daun Katub kadar 20 %, 40 %, dan 80 % pada mencit selama periode organogenesis tidak menyebabkan cacat bawaan (teratogenik) dan tidak menyebabkan resorbsi. Jus daun Katub mentah digunakan sebagai pelangsing di Taiwan (Ferdianto, 2007)
Efek samping, Di Taiwan 44 orang mengkonsumsi jus daun Katub mentah (150 g) selama 2 minggu - 7 bulan, terjadi efek samping dengan gejala sukar tidur, tidak enak makan dan sesak nafas. Gejala hilang setelah 40-44 hari menghentikan konsumsi jus daun Katub. Hasil biopsi dari 12 pasien menunjukkan bronkiolitis obliterasi.(9) Sejumlah 178 pasien mengkonsumsi jus daun Katub mentah dengan dosis 150 g / hari (60,7 %), digoreng (16,9 %), campuran (20.8 %), dan digodok (1,7 %), selama 7 bulan - 24 bulan. Terdapat efek samping setelah penggunaaan selama 7 bulan berupa gejala obstruksi bronkiolitis sedang sampai parah, sedangkan konsumsi selama 22 bulan atau lebih menyebabkan gejala bronkiolitis obliterasi yang permanen. Di Amerika, sejak tahun 1995 daun Katub goreng, salad daun Katub, dan minuman banyak dikonsumsi oleh masyarakat sebagai obat antiobesitas (pelangsing tubuh). Penelitian dilakukan terhadap 115 kasus bronkiolitis obliterasi (110 perempuan dan 5 pria), berumur antara 22-66 tahun yang sebelumnya mengkonsumsi daun Katub. Pada uji fungsi paru terlihat obstruksi sedang sampai parah. Pengobatan dengan campuran kortikosteroid, bronkodilatasi, eritromisin, dan zat imunosupresi hampir tidak berkhasiat. Setelah 2 tahun bronkiolitis obliterasi berkembang menjadi parah dan terjadi kematian pada 6 pasien (6,1 %).(Ferdianto, 2007)

Produksi Asi



Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau dirangsang oleh isapan mulut bayi pada putting susu ibu. Gerakan tersebut merangsang kelenjar Pictuitary Anterior untuk memproduksi sejumlah prolaktin, hormon utama yang mengandalkan Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau dirangsang oleh isapan mulut bayi pada putting susu ibu. Gerakan tersebut merangsang kelenjar Pictuitary Anterior untuk memproduksi sejumlah prolaktin, hormon utama yang mengandalkan pengeluaran Air Susu. Proses pengeluaran air susu juga tergantung pada Let Down Replex, dimana hisapan putting dapat merangsang kelenjar
Pictuitary Posterior untuk menghasilkan hormon oksitolesin, yang dapat merangsang serabutotot halus di dalam dinding saluran susu agar membiarkan susu dapat mengalir secara lancar.Kegagalan dalam perkembangan payudara secara fisiologis untuk menampunga air susu sangat jarang terjadi. Payudara secara fisiologis merupakan tenunan aktif yang tersusun seperti pohon tumbuh di dalam putting dengan cabang yang menjadi ranting semakin mengecil. Susu diproduksi pada akhir ranting dan mengalir kedalam cabang-cabang besar menuju saluran ke dalam putting. Secara visual payudara dapat di gambarkan sebagai setangkai buah anggur, mewakili tenunan kelenjar yang mengsekresi dimana setiap selnya mampu memproduksi susu, bila sel-sel Myoepithelial di dalam dinding alveoli berkontraksi, anggur tersebut terpencet dan mengeluarkan susu ke dalam ranting yang mengalir ke cabang-cabang lebih besar, yang secara perlahan-lahan bertemu di dalam aerola dan membentuk sinus lactiterous. Pusat dari areda (bagan yang berpigmen) adalah putingnya, yang tidak kaku letaknya dan dengan mudah dihisap (masuk kedalam) mulut bayi (siregar, 2004)
    4.  Volume ASI
Hasil penyelidikan Suhardjo yang dikutip oleh Kamalia (2005), volume ASI dari waktu ke waktu berubah, yaitu:
1 Enam bulan pertama : 500-700 ml ASI/ 24 jam
2 Enam bulan kedua : 400-600 ml ASI/ 24 jam
3 Setelah satu tahun : 300-500ml ASI/ 24 jam
Menurut Kamalia (2005) bahwa dalam kondisi normal kira kira100 ml ASI pada hari kedua setelah melahirkan, dan jumlahnya akan meningkat sampai kira-kira 500 ml dalam minggu kedua. Secara normal, produksi ASI yang efektif dan terus-menerus akan dicapai pada kira-kira 10-14 hari setelah melahirkan. Selama beberapa bulan berikutnya bayi yang sehat akan mengkonsumsi sekitar 700-800 ml ASI setiap 24 jam. Volume ASI yang dapat dikonsumsi bayi dalam satu kali menyusu elama sehari penuh sangat bervariasi. Ukuran payudara tidak ada hubungannya dengan volume air susu yang dapat diproduksi, meskipun umumnya payudara yang berukuran sangat kecil, terutama yang ukurannya tidak berubah selama masa kehamilan, hanya memproduksi sejumlah kecil ASI. Emosi seperti tekanan (stress) atau kegelisahan merupakan faktor penting yang mempengaruhi jumlah produksi ASI selama minggu-minggu pertama menyusui.