Saturday 9 March 2013

Daun Katub



Katub adalah sejenis sayuran daun. Tanaman dengan nama latin Sauropus adrogynus termasuk famili Euphorbiaceae. Begitu populernya, tiap daerah punya sebutan bagi daun katub — memata (Melayu), simani (Minangkabau), Katub (Sunda), kebing dan Katuban (Jawa), serta kerakur (Madura). Tanaman Katub ini tumbuh di berbagai daerah di India, Malaysia, dan Indonesia. Di Indonesia, ia tumbuh di dataran dengan ketinggian 2.100 meter di atas permukaan laut (MDPL). Bentuknya perdu dan bisa mencapai tinggi 2-3 meter, dengan cabang-cabang yang cukup lunak.
Manfaat daun Katub untuk memperbanyak air susu ibu (ASI). Bayi dapat dicukupi nutrisinya melalui ASI sejak lahir dan minimal 6 bulan sampai dengan 2 tahun atau lebih. Tapi, banyak sekali ibu kesulitan memberikan ASI eksklusif karena kurang lancarnya ASI sehingga tidak tercukupi nutrisi untuk bayinya berupa Docosahexaenoic Acid (DHA), Eicosapentaenoid Acid (EPA), dan Folic Acid yang didapatkan melalui asupan makanan ibunya. Daun Katub (Sauropus Androgynus) sejak dulu terbukti bisa memperlancarkan ASI, diduga karena efek hormonal dari kandungan kimia sterol yang bersifat estrogenik. Berdasarkan penelitian daun Katub mengandung efedrin. Selain itu, menurut penelitian, dalam 100 g daun Katub terkandung: energi 59 kal, protein 6,4 g, lemak 1,0 g, hidrat arang 9,9 g, serat 1,5 g, abu 1,7 g, kalsium 233 mg, fosfor 98 mg, besi 3,5 mg, karoten 10020 mcg (vitamin A), B, dan C 164 mg, serta air 81 g. Sejak tahun 2000-an, daun Katub diproduksi sebagai sediaan fitofarmaka untuk memperlancar ASI dan telah beredar di Indonesia. (http://www.majalah-farmacia.com/, 2007).
Berhubung Katub merupakan satu-satunya tanaman lokal yang memiliki kadar klorofil tinggi, maka di dalamnya terkandung antioksidan dalam jumlah besar yang sangat bermanfaat untuk mencegah radikal bebas dan mencegah penuaan dini. Ia juga berkhasiat untuk menanggulangi penyakit kurang darah (anemia), meningkatkan efisiensi absorsi saluran pencernaan, mengecegah kelelahan, dan menghambat terjadinya penyakit kronis pembuluh darah.
 Beberapa manfaat daun Katub lainnya di antaranya:
  1. Menyembuhkan bisul, borok, menghilangkan darah kotor, serta menyembuhkan demam dan influenza, karena mengandung banyak vitamin C (lebih tinggi dari jeruk maupun jambu biji) yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, termasuk untuk meningkatkan ketahanan tubuh, membentuk kolagen, mengangkut lemak, mengatur tingkat kolesterol, menyembuhkan luka, serta meningkatkan fungsi otak agar bekerja maksimal.
  2. Mencegah penyakit mata, meningkatkan pertumbuhan sel, dan menjaga kesehatan kulit, karena mengandung banyak vitamin A.
  3. Membangkitkan vitalitas seks serta meningkatkan kualitas dan jumlah sperma, karena kaya senyawa fitokimia.
  4. Mencegah osteoporosis, karena mengandung banyak kalsium yang dibutuhkan tubuh untuk menjaga kepadatan tulang.
Disarankan untuk merebus dan menumis daun Katub terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Ini terutama untuk menghilangkan sifat racun (antiprotozoa) pada daun Katub. Yang perlu diperhatikan, mengkonsumsi daun Katub dalam jumlah banyak maupun dalam kondisi mentah dapat mengakibatkan berbagai efek samping yang buruk bagi tubuh. Selain mengganggu penyerapan kalsium dan fosfor, bahkan dapat mengakibatkan gejala sulit tidur, tidak enak makan, dan sesak nafas. ( http://khasiatbuah.com/daun-Katub.htm, 2007)
Efek Farmakologis, Daun Katub berkhasiat memperbanyak air susu, untuk demam, bisul, borok dan darah kotor. Tiga peneliti menyatakan infus daun Katub dapat meningkatkan produksi air susu pada mencit. Infus daun Katub dapat meningkatkan jumlah asini tiap lobulus kelenjar susu mencit. Satu peneliti menyatakan isolat fase eter dan ekstrak petroleum eter daun Katub tidak menyebabkan peningkatan sekresi air susu yang bermakna. Satu peneliti menyatakan bahwa dekok akar Katub mempunyai efek antipiretik terhadap burung merpati. Infus akar Katub mempunyai efek diuretik dengan dosis 72 mg/100 g bb. Konsumsi sayur Katub oleh ibu menyusui dapat memperlama waktu menyusui bayi perempuan secara nyata dan untuk bayi pria hanya meningkatkan frekuensi dan lama menyusui. Proses perebusan daun Katub dapat menghilangkan sifat anti protozoa. Pemberian infus daun Katub kadar 20 %, 40 %, dan 80 % pada mencit selama periode organogenesis tidak menyebabkan cacat bawaan (teratogenik) dan tidak menyebabkan resorbsi. Jus daun Katub mentah digunakan sebagai pelangsing di Taiwan (Ferdianto, 2007)
Efek samping, Di Taiwan 44 orang mengkonsumsi jus daun Katub mentah (150 g) selama 2 minggu - 7 bulan, terjadi efek samping dengan gejala sukar tidur, tidak enak makan dan sesak nafas. Gejala hilang setelah 40-44 hari menghentikan konsumsi jus daun Katub. Hasil biopsi dari 12 pasien menunjukkan bronkiolitis obliterasi.(9) Sejumlah 178 pasien mengkonsumsi jus daun Katub mentah dengan dosis 150 g / hari (60,7 %), digoreng (16,9 %), campuran (20.8 %), dan digodok (1,7 %), selama 7 bulan - 24 bulan. Terdapat efek samping setelah penggunaaan selama 7 bulan berupa gejala obstruksi bronkiolitis sedang sampai parah, sedangkan konsumsi selama 22 bulan atau lebih menyebabkan gejala bronkiolitis obliterasi yang permanen. Di Amerika, sejak tahun 1995 daun Katub goreng, salad daun Katub, dan minuman banyak dikonsumsi oleh masyarakat sebagai obat antiobesitas (pelangsing tubuh). Penelitian dilakukan terhadap 115 kasus bronkiolitis obliterasi (110 perempuan dan 5 pria), berumur antara 22-66 tahun yang sebelumnya mengkonsumsi daun Katub. Pada uji fungsi paru terlihat obstruksi sedang sampai parah. Pengobatan dengan campuran kortikosteroid, bronkodilatasi, eritromisin, dan zat imunosupresi hampir tidak berkhasiat. Setelah 2 tahun bronkiolitis obliterasi berkembang menjadi parah dan terjadi kematian pada 6 pasien (6,1 %).(Ferdianto, 2007)

0 komentar:

Post a Comment