Monday, 6 May 2013
Perubahan psikologis pada kehamilan trimester II
15:34
No comments
1. Pembagian perubahan
psikologis pada trimester II
Trimester
kedua dapat dibagi menjadi dua fase; prequickeckening (sebelum adanya
pergerakan janin yang dirasakan ibu) dan postquickening (setelah adanya
pergerakan janin yang dirasakan oleh ibu), yang dapat dilihat pada
penjelasan berikut :
a). Fase prequickening
Selama akhir trimester pertama dan masa preqiuckening pada
trimester kedua, ibu hamil mengevaluasi lagi hubungannya dan segala aspek di
dalammya dengan ibunya yang telah terjadi selama ini. Ibu menganalisa dan mengevaluasi
kembali segala hubungan interpersonal yang telah terjadi dan akan menjadi dasar
bagaimana ia mengembangkan hubungan dengan anak yang akan dilahirkannya. Ia akan
menerima segala nilai dengan rasa hormat yang telah diberikan ibunya, namun
bila ia menemukan adanya sikap yang negatif, maka ia akan menolaknya. Perasaan
menolak terhadap sikap negatif ibunya akan menyebabkan rasa bersalah pada
dirinya. Kecuali bila ibu hamil menyadari bahwa hal tersebut normal karena ia
sedang mengembangkan identitas keibuannya. Proses yang terjadi dalam masa
pengevaluasian kembali ini adalah perubahan identitas dari penerima kasih
sayang (dari ibunya) menjadi pemberi kasih sayang (persiapan menjadi seorang
ibu). Transisi ini memberikan pengertian yang jelas bagi ibu hamil untuk mempersiapkan
dirinya sebagai ibu yang memberikan kasih sayang kepada anak yang akan
dilahirkannya.
b). Fase postquickening
Setelah ibu hamil merasakan quickening, identitas
keibuan yang jelas akan muncul. Ibu hamil akan fokus pada kehamilannya dan persiapan
menghadapi peran baru sebagai seorang ibu. Perubahan ini bisa menyebabkan
kesedihan meninggalkan peran lamanya sebelum kehamilan, terutama pada ibu yang
mengalami hamil pertama kali dan wanita karir. Ibu harus diberikan pengertian
bahwa ia tidak harus membuang segala peran yang ia terima sebelum kehamilannya.
Pada wanita multigravida, peran baru artinya bagaimana ia menjelaskan hubungan
dengan anaknya yang lain dan bagaimana bila nanti ia harus meninggalkan
rumahnya untuk sementara pada proses persalinan. Pergerakan bayi yang dirasakan
membantu ibu membangun konsep bahwa bayinya adalah individu yang terpisah dari
dirinya. Hal ini menyebabkan perubahan fokus pada bayinya. Pada saat ini, jenis
kelamin bayi tidak begitu dipikirkan karena perhatian utama adalah kesejahteraan
janin (kecuali beberapa suku yang menganut sistem patrilineal/matrilineal).
b). Menjaga agar
ikatan tetap kuat
Ketika kehamilan telah terlihat, ibu dan pasangannya
harus lebih sensitif terhadap pengaruh kondisi ini pada mereka berdua. Ibu
hamil sering merasa takut jika pasangannya mendapati dirinya tidak menarik atau
gendut, tapi masalah yang muncul lebih rumit lagi. Komunikasi adalah kunci
untuk menghadapi masalah ini. Tetap cara ini dapat digunakan bila ibu dan
pasangannya tetap terbuka dan memulainya sedini dan sesering mungkin. Bila
salah satu tidak membicarakan latar belakang masalah yang dirasakan, atau
setelah berdiskusi justru merasa depresi, saat itulah diperlukan penasihat
kehamilan dan orang sekitarnya yang dapat menolong ibu dan pasangannya.
c). Menjaga kehamilan
yang sehat
Ibu hamil mungkin merasa lebih baik pada trimester kedua,
tapi bukan berarti bagian luar yang berubah, bagian dalam tubuh pun mengalami
perubahan sebagai respon terhadap kehamilan yang terus berkembang. Beberapa
perubahan dapat saja terasa mengganggu, namun ada juga perubahan yang terasa
menyenangkan bagi ibu hamil. Perubahan yang menyebabkan ketidaknyamanan adalah
keadaan yang normal bagi ibu hamil dan ibu harus diberikan pengertian terhadap kondisi
tersebut sehingga ia lebih merasa nyaman lagi. Beberapa perubahan yang
menyenangkan seperti rasa mual berkurang dibandingkan yang dialami selama
trimester pertama, energi bertambah dan peningkatan libido.
c. Perubahan psikologi
pada kehamilan trimester III
Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang
mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang - kadang ibu merasa khawatir bahwa
bayinya akan lahir sewaktu - waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya
akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan. Ibu seringkali
merasa khawatir atau takut kalau - kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak
normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan
menghindari orang atau benda apa saja yang dianggapnya membahayakan bayinya.
Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang
akan timbul pada waktu melahirkan. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul
kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan
jelek. Disamping itu ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan
kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah
ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan.
Trimester ketiga merupakan saat persiapan aktif untuk
kelahiran bayi yang akan dilahirkan dan bagaimana rupanya. Mungkin juga nama bayi
yang akan dilahirkan juga sudah dipilih. Trimester ketiga adalah saat persiapan
aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi orang tua. Keluarga mulai menduga - duga
tentang jenis kelamin bayinya ( apakah laki- laki atau perempuan ) dan akan
mirip siapa.
Konsep Perubahan Psikologi dalam kehamilan
15:24
No comments
1. Tahab
perubahan psikologis
Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan
psikologis dan pada saat ini pula wanita akan mencoba untuk beradaptasi
terhadap peran barunya melalui tahapan sebagai berikut : (Manuaba,
2007)
a. Tahap
Antisipasi
Dalam
tahap ini wanita akan mengawali Perubahan perannya dengan merubah peran sosialnya melalui latihan formal (misalnya
kelas-kelas khusus kehamilan) dan informal melalui model peran (role model).
Meningkatnya frekuensi interaksi dengan wanita hamil dan ibu muda lainnya akan
mempercepat proses Perubahan untuk
mencapai penerimaan peran barunya sebagai seorang ibu.
b. Tahap Honeymoon
(menerima peran, mencoba menyesuaikan diri)
Pada tahap ini wanita sudah mulai menerima peran barunya dengan cara
mencoba menyesuaikan diri. Secara internal wanita akan mengubah posisinya
sebagai penerima kasih sayang dari ibunya menjadi pemberi kasih sayang terhadap
bayinya. Untuk memenuhi kebutuhan akan kasih sayang, wanita akan menuntut dari
pasangannya. Ia akan mencoba menggambarkan figur ibunya dimasa kecilnya dan
membuat suatu daftar hal-hal yang positif dari ibunya untuk kemudian diadaptasi dan terapkan
kepada bayinya nanti. Aspek lain yang berpengaruh dalam tahap ini adalah
seiring dengan sudah mapannya beberapa persiapan yang berhubungan dengan
kelahiran bayi, termasuk dukungan semangat dari orang-orang terdekatnya.
c.
Tahap
Stabil (bagaimana mereka dapat melihat penampilan dalam peran)
Tahap sebelumnya mengalami peningkatan sampai ia mengalami suatu titik
stabil dalam penerimaan peran barunya. Ia akan melakukan aktivitas-aktivitas
yang bersifat positif dan berfokus untuk kehamilannya, seperti mencari tahu
tentang informasi seputar persiapan kelahiran, cara mendidik dan merawat anak,
serta hal yang berguna untuk menjaga kondisi kesehatan keluarga.
d.
Tahap Akhir
(perjanjian)
Meskipun ia sudah cukup stabil dalam menerima perannya, namun ia tetap
mengadakan “perjanjian” dengan dirinya sendiri untuk sedapat mungkin “menepati
janji” mengenai kesepakatan-kesepakatan internal yang telah ia buat berkaitan
dengan apa yang akan ia perankan sejak saat ini sampai bayinya lahir kelak.
2. Perubahan-perubahan psikologis pada ibu hamil selama kehamilan
Ada beberapa anggapan terhadap perubahan psikologi yang
terjadi selama kehamilan, hal ini berkaitan dengan beberapa perubahan biologik.
Kejadian dan proses psikologi ini diidentifikasi pada trimester kehamilan yang akan
dibahas dibawah ini.
a. Perubahan
psikologis pada kehamilan trimester I
Segera setelah konsepsi kadar hormon progesteron dan
estrogen dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan timbulnya mual dan
muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak
sehat dan seringkali membenci kehamilannya. Banyak ibu yang merasakan
kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan. Seringkali, biasanya pada awal kehamilannya,
ibu berharap untuk tidak hamil. Hampir 80 % kecewa, menolak, gelisah, depresi
dan murung.
Kejadian gangguan jiwa sebesar 15 % pada trimester I yang
kebanyakan pada kehamilan pertama. Menurut kumar dan robson 12% wanita yang mendatangi
klinik menderita depresi terutama pada mereka yang ingin menggugurkan
kandungannya.
Perubahan psikologis yang terjadi pada kehamilan
trimester I didasari pada teori Revarubin. Teori ini menekankan pada pencapaian
peran sebagai ibu, dimana untuk mencapai peran ini seorang wanita memerlukan
proses belajar melalui serangkaian aktifitas.
Beberapa tahapan aktifitas penting seseorang menjadi ibu
:
1. Taking On
Seorang wanita dalam
pencapaian peran sebagai ibu akan memulainya dengan meniru dan melakukan peran
ibu.
2. Taking In
Seorang wanita sudah
mulai membayangkan peran yang dilakukan
3. Letting Go
Wanita
mengingat kembali proses dan aktifitas yang sudah dilakukannya.
Kehamilan pada trimester I ini cenderung terjadi pada
tahapan aktifitas yang dilalui seorang ibu dalam mencapai perannya yaitu pada
tahap taking on. Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda -
tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang
terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama. Karena perutnya masih
kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin diberitahukannya
kepada orang lain atau dirahasiakannya. Para wanita juga mungkin akan mengalami
ketakutan dan fantasi selama kehamilan, khususnya tentang perubahan pada
tubuhnya. Mereka khawatir terhadap perubahan fisik dan psikologisnya, jika
mereka multigravida, kecemasan berhubungan dengan pengalaman yang lalu. Banyak
wanita hamil yang mimpi seperti nyata, dimana hal ini sangat menggangu.
Mimpinya seringkali tentang bayinya yang bisa diartikan oleh ibu apalagi bila
tidak menyenangkan.
Konsep Perubahan Psikologi Kehamilan
15:09
No comments
1. Perubahan
Perubahan adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan
diri dengan lingkungan hidupnya. Ada beberapa cara penyesuaian diri yang dapat
dilakukan, yaitu dengan cara penyesuaian bentuk organ tubuh, penyesuaian kerja
organ tubuh, dan tingkah laku dalam menanggapi perubahan lingkungan. Perubahan terlihat dari adanya perubahan bentuk luar atau dalam
suatu makhluk hidup sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan tempat
hidupnya. Perubahan ini bersifat tetap dan khas untuk setiap jenis sehingga
bisa diwariskan kepada keturunannya (Ferrer, 2006)
Setiap
manusia tentu menginginkan agar hidupnya sukses. Untuk
dapat hidup sukses ia harus senantiasa beradaptasi
(menyesuaikan diri) dengan lingkungan. Dengan penyesuaian diri ia akan
mengalami perubahan-perubahan kearah yang lebih maju (modern). Sebagai makhluk
hidup, manusia memiliki daya upaya untuk dapat menyesuaikan diri, baik secara
aktif maupun pasif. Seseorang aktif melakukan penyesuaian diri bila terganggu
keseimbangannya, yaitu antara kebutuhan dan pemenuhan. Untuk itu ia akan
merespon dari tidak seimbang menjadi seimbang. Bentuk ketidakseimbangan yang
dapat muncul yaitu: bimbang/ragu, gelisah, cemas, kecewa, frustasi,
pertentangan (conflict), dsb. Penyesuaian diri seseorang dengan lingkungannya
dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain: jenis kelamin, umur, motivasi,
pengalam, serta kemampuan dalam mengatasi masalah. Dua bentuk ketidakseimbangan
yang perlu mendapat perhatian yaitu Frustasi dan konflik (Meliani, 2006)
2. Psikologis
Sedangkan gangguan
psikologis adalah Perubahan psikologi pada ibu hamil merupakan hal yang normal
dan merupakan hal yang individual. Didasarkan pada teori Revarubin. Teori ini menekankan pada
pencapaian peran sebagai ibu, dimana untuk mencapai peran ini diperlukan proses
belajar melalui serangkaian aktifitas(Ferrer, 2005)
3. Kehamilan
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan Janin intrauterin mulai
sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 2007). Lamanya kehamilan dari
ovolasi sampai partus kira-kira 280 hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300
hari (43 minggu) (Prawirohardjo, 2007).
Kehamilan merupakan suatu proses yang
alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi sehat,
yang telah mengalami menstruasi, dan melakukan hubungan seksual dengan seorang
pria sangat besar kemungkinan akan mengalami kehamilan (Mandriwati, 2008).
Tanda-tanda kehamilan merupakan
saat yang paling dinantikan oleh seorang perempuan yang menginginkan dirinya
memiliki seorang buah hati dambaan keluaga (family hoping). Dengan
terjadinya kehamilan menandakan bahwa pasangan suami isteri memiliki tingkat
kesuburan yang baik dan hal ini juga menandakan bahwa mereka tidak
memiliki masalah kesehatan yang berarti. Dengan datangnya tanda-tanda kehamilan,
hadirnya seorang buah hati dalam keluarga mereka tinggalah menunggu waktu.
Keluarga terasa semakin lengkap dengan kehadiran buah hati yang dinanti. Namun
ada kalanya, pasangan suami isteri belum mengetahui secara betul mengenai tanda-tanda
kehamilan ini. Mereka kadang masih bingung membedakan mana
tanda-tanda kehamilan (pregnancy symptoms) sebenarnya dengan
tanda akan datang menstruasi, karena banyak kasus terjadi bahwa tanda-tanda
kehamilan biasanya mirip dengan tanda-tanda akan datang menstruasi.
Ketidaktahuan mengenai hal ini juga menyebabkan beberapa kasus terjadinya
keguguran (miscarriage).
Gambaran Perubahan Psikologi Selama Kehamilan Pada Ibu Hamil Di Bidan Praktek Swasta
15:05
No comments
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Visi Kementerian Kesehatan adalah “Masyarakat Sehat yang mandiri dan
berkeadilan. Sedangkan misinya adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan
masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani; melindungi kesehatan
masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata,
bermutu, dan berkeadilan; menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya
kesehatan; dan menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik( Dep Kes RI, 2010 )
Wanita selama kehamilannya memerlukan
waktu untuk beradaptasi dengan berbagai perubahan yang terjadi dalam dirinya.
Perubahan-perubahan yang terjadi selama kehamilan umumnya menimbulkan ketidak nyamanan
dan kekhawatiran bagi sebagian besar ibu hamil. Perubahan pada ukuran tubuh,
bentuk payudara, pigmentasi kulit,
serta pembesaran abdomen secara keseluruhan membuat tubuh ibu hamil tersebut
tampak jelek dan tidak percaya diri. Kekhawatiran dan ketakutan ini sebenarnya
tidak berdasar, untuk itu ibu hamil memerlukan nasihat dan saran khususnya dari
bidan dan dokter yang dapat menjelaskan perubahan yang terjadi selama kehamilan
sehingga ibu tidak khawatir dengan perubahan yang dialaminya (Helen, 2006).
Wanita
dari remaja sampai usia sekitar empat puluh, menggunakan masa kehamilan untuk
beradaptasi terhadap peran sebagai ibu. Adaptasi ini merupakan proses sosial
dan kognitif kompleks yang didasarkan pada naluri tetapi dipelajari (rubbin, affonso). Untuk menjadi seorang
ibu, seorang remaja harus beradaptasi dari perasaan dirawat ibu menjadi seorang
ibu yang melakukan perawatan. Sebaliknya seorang dewasa harus mengubah
kehidupan rutin yang dirasa mantap menjadi suatu kehidupan yang tidak dapat
diprediksi, yang diciptakan seorang bayi.
Nulipara atau wanita tanpa anak menjadi wanita yang mempunyai anak dan
multipara wanita yang memiliki anak menjadi wanita yang memiliki anak – anak.. Seiring persiapannya untuk menghadapi
peran baru, wanita tersebut mengubah konsep dirinya supaya ia siap menjadi
orang tua begitu pula sama halnya dengan suami. Suami siap – siap untuk menjadi
seorang ayah.
Selama
kehamilan kebanyakan wanita mengalami perubahan psikologis dan emosional.
Seringkali kita mendengar seorang wanita mengatakan betapa bahagianya dia
karena akan menjadi seorang ibu dan bahwa dia sudah memilihkan sebuah nama
untuk bayi yang akan dilahirkannya. Namun tidak jarang ada wanita yang merasa
khawatir kalau terjadi masalah dalam kehamilannya, khawatir kalau ada
kemungkinan dia kehilangan kecantikannya, atau bahwa ada kemungkinan bayinya
tidak normal. Wanita hamil secara ekstrim rentan. Dia takut mati baik dirinya
maupun bayinya, ini membuat banyak wanita lebih bergantung dan menuntut. Inilah
waktu paling tepat untuk memberikan nasehat, seperti mencari dukungan baru. Sebagai
seorang bidan kita harus menyadari adanya perubahan-perubahan tersebut pada wanita hamil agar dapat
memberi dukungan dan memperhatikan keprihatinan, kekhawatiran, ketakutan
(Depkes RI, 2006)
Subscribe to:
Posts (Atom)