Wednesday 3 April 2013

Pemantauan Pertumbuhan Balita



Whaley dan Wong (2000) mengemukakan pertumbuhan sebagai suatu peningkatan jumlah dan ukuran, sedangkan perkembangan menitik beratkan pada perubahan yang terjadi secara bertahab dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi dan komplek melalui proses maturasi dan pembelajaran (Sopariasa, 2004).
Periode ini terbagi atas neonatus dan bayi. Neonatus adalah sejak nol hari sampai 28 hari. Diatas 29 hari sampai usia 12 bulan termasuk katagori periode bayi. Pada periode ini pertumbuhan dan perkembangan yang cepat terutama pada aspek kognitif, matorik dan sosial dan pertumbuhan rasa percaya diri pada anak melalui perhatian dan pemenuhan kebutuhan dasar dari orang tua. Kemampuan orang tua dalam memenuhi kebutuhan dasar dan memberikan sensoris motor muklat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak karena anak masih tergantung secara total kepada lingkungan, terutama keluarga sebagai lingkungan pertama (Sopariasa, 2004).
Beberapa teori perkembangan yang dianut oleh Erik Erikson (2003) tentang perkembangan dari berbagai aspek yang berbeda, namun semua sepakat bahwa proses perkembangan terjadi selangkah-demi selangkah secara urut dan teratur. Erikson mengungkapkan bahwa perkembangan emosional berjalan sejajar dengan pertumbuhan, dan interaksi antara perkembangan fisik dan psikologis. Sedangkan Sigmund Freud terkenal sebagai penggali teori alam bawah sadar dan pakar Psikoanalisis menerangkan bahwa berbagai problem yang dihadapi penderita dewasa ternyata disebabkan oleh gangguan atau hambatan yang dialami selama perkembangan psikososialnya. Jean Piaget adalah pakar paling terkemuka dalam bidang teori perkembangan kognitif. Adapun inti pengertian teori Piaget menurut Monks adalah bahwa perkembangan dipandang sebagai kelanjutan generasi Embrio. Sears mengembangkan teori belajar yang dikaitkan dengan perilaku anak dalam perkembangan. Ia juga sangat menekankan pengaruh orang tua terhadap perkembangan anaknya, ia berpendapat bahwa pola asuh sangat menentukan perkembangan kepribadian anak (Sarwono, 2005).
Pemantauan pertumbuhan balita berarti melakukan pengecekan secara regular terhadap balita, bahwa pertumbuhannya sesuai dengan lajur hijau KMS pertumbuhan sesuai dengan umurnya. Beragam cara pengukuran digunakan untuk menafsir pertumbuhan salah satu diantaranya adalah berat badan menurut umur. Pengukuran yang berulang dan seksama akan memberi  perbandingan  dengan pengukuran sebelumnya akan diperlukan untuk mengetahui pertumbuhan bayi sedikit atau sesuai standar (Manefee, 2008).
Berat badan terkait dengan tingkat kesehatan Balita. Dengan KMS, ibu dapat mengetahui pertumbuhan berat badan ideal yang harus dicapai oleh Balita ibu sesuai dengan perkembangan usianya. Melalui KMS, ibu dapat mengetahui bahan makanan sesuai gizi seimbang dan pedoman pemberian makanan yang sehat untuk Balita ibu, sehingga diharapkan balita ibu akan tumbuh dan berkembang. Mengingat pentingnya informasi yang ada dalam KMS, sebaiknya setiap ibu yang mempunyai balita memiliki KMS. KMS harus dibawa ketika memeriksakan balita di posyandu, puskesmas atau tempat pelayanan kesehatan lainnya (DepKes RI, 2005).
Anak Balita juga merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit. Kelompok ini yang merupakan kelompok umur yang paling menderita akibat gizi (KKP). dan jumlahnya dalam populasi besar. Beberapa kondisi atau anggapan yang menyebabkan anak balita ini rawan gizi dan rawan kesehatan antara lain sebagai berikut :
a.       Anak anak balita baru berada dalam masa transisi dari makanan bayi ke makanan orang dewasa.
b.      Biasanya anak balita ini sudah mempunyai adik atau ibunya sudah bekerja penuh, sehingga perhatian ibu sudah berkurang.
c.       Anak balita sudak main ditanah, dan sudah dapat main diluar rumahnya sendiri, sehingga mudah tercemar dengan lingkungan yang kotor dan kondisi yang memungkinkan untuk terinfeksi dengan berbagai macam penyakit.
d. Anak balita belum dapat mengurus dirinya sendiri, termasuk dalam memilih makanan. Di pihak lain ibunya sudah tidak memperhatikan lagi makanan anak balita, karena di anggap sudah dapat makan sendiri. (Supariasa, 2004)
Kegiatan bulanan di Posyandu merupakan kegiatan rutin yang bertujuan untuk: Memantau pertumbuhan berat badan-balita dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS), memberikan konseling gizi, dan memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar. Untuk tujuan pemantauan pertumbuhan balita dilakukan penimbangan balita setiap bulan. Di dalam KMS berat badan balita hasil penimbangan bulan diisikan dengan titik dan dihubungkan dengan garis sehingga membentuk garis pertumbuhan anak. Berdasarkan garis pertumbuhan ini dapat dinilai apakah berat badan anak hasil penimbangan dua bulan berturut-turut: NAIK (N) atau TIDAK NAIK (T) dengan cara yang telah ditetapkan dalam buku Panduan Penggunaan KMS Bagi Petugas Kesehatan.
Selain informasi N dan T, dari kegiatan penimbangan dicatat pula jumlah anak yang datang ke posyandu dan ditimbang (D), jumlah anak yang tidak ditimbang bulan lalu (O), jumlah anak yang baru pertama kali ditimbang (B), dan banyaknya anak yang berat badannya di Bawah Garis Merah (BGM). Catatan lain yang ada di posyandu adalah jumlah seluruh balita yang ada di wilayah kerja posyandu (S), dan jumlah balita yang memiliki KMS pada bulan yang bersangkutan (K)
Data yang tersedia di posyandu dapat dibagi menjadi dua kelompok sesuai dengan fungsinya, yaitu: Kelompok data yang dapat digunakan untuk pemantauan pertumbuhan balita, baik untuk penilaian keadaan pertumbuhan individu (N atau T dan BGM), dan penilaian keadaan pertumbuhan balita di suatu wilayah (% N/D). Kelompok data yang digunakan untuk tujuan pengelolaan program/ kegiatan di posyandu (% D/S dan % K/S) (Depkes RI, 2005)
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2006)
Menurut Depkes RI (2006), sasaran Pelayanan Kesehatan di Posyandu adalah: bayi, anak balita, ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas dan ibu menyusui serta Pasangan Usia Subur (PUS)

0 komentar:

Post a Comment