Saturday 27 July 2013

Fungsi bermain



Fungsi utama bermain adalah merangsang perkembangan sensoris-motorik, perkembangan intelektual, perkembangan sosial, perkembangan kreativitas, perkembangan kesadaran diri, perkembangan modal dan bermain sebagai terapi
Adapun fungsi bermain adalah
Perkembangan sensorik-motorik
Pada saat melakukan permainan, aktifitas sensorik-motorik merupakan komponen terbesar yang digunakan anak dalam bermain aktif sangat penting untuk perkembangan fungsi otot. Misalnya. Alat permainan yang digunakan untuk bayi mengembangkan kemampuan sensorik-motorik dan alat permainan untuk anak umur todler dan prasekolah yang banyak membantu perkembangan aktifitas motorik baik kasar maupun halus.
a.    Perkembangan intelektual
Pada saat bermain, anak melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya, terutama mengenal warna, bentuk, ukuran, tekstur dan membedakan objek. Pada saat bermain pula anak akan melatih diri untuk memecahkan masalah. Pada saat anak bermain mobil-mobilan, kemudian bannya terlepas dan anak dapat memperbaikinya maka ia akan tetap belajar memecahkan masalahnya melalui eksplorasi alat mainannya dan untuk mencapai kemampuan ini, anak menggunakan daya pikir dan imajinasinya semaksimal mungkin. Semakin sering anak melakukan eksplorasi seperti ini, akan semakin terlatih kemampuan intelektualnya.
b.    Perkembangan sosial
Perkembangan sosial ditandai dengan kemampuan berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar memberi dan menerima. Bermain dengan orang lain akan membantu anak untuk mengembangkan hubungan sosial dan belajar memecahkan masalah dari hubungan tersebut. Pada saat melakukan aktivitas bermain, anak belajar berinteraksi dengan teman, memahami bahasa lawan bicara dan belajar tentang nilai sosial yang ada pada kolompoknya. Hal ini terjadi terutama pada anak umur sekolah dan remaja. Meskipun demikian, anak umur todler dan prasekolah adalah tahapan awal bagi anak untuk meluaskan aktifitas sosialnya di luar lingkungan keluarga.
c.    Perkembangan kreativitas
Berkreasi adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan mewujudkannya ke dalam bentuk objek dan/atau kegiatan yang dilakukannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar dan mencoba untuk merealisasi ide-idenya. Misalnya, dengan membongkar dan memasang satu alat permainan akan merangsang kreatifitasnya untuk semakin berkembang.
d.   Perkembangan kesadaran diri
Melalui bermain, anak akan mengembangkan kemampuan dalam mengatur tingkah laku. Anak juga akan belajar mengenal kemampuannya dan membandingkannya dengan orang lain dan menguji kemampuannya dan membandingkannya dengan orang lain dan menguji kemampuannya dengan mencoba peran-peran baru dan mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap orang lain. Misalnya, jika anak mengambil mainan temannya sehingga temannya menangis, anak akan belajar mengembangkan diri bahwa perilakunya menyakiti teman. Dalam hal ini penting peran orang tua untuk menanamkan nilai moral dan etika, terutama dalam kaitannya dengan kemampuan untuk memahami dampak positif dan negatif dari perilakuknya terhadap orang lain.
e.    Perkembangan moral
Anak mempelajari nilai benar dan salah dari lingkungannya, terutama dari orang tua dan guru. Dengan melakukan aktifitas bermain, anak akan mendapatkan kesempatan untuk menerapkan nilai-nilai tersebut sehingga dapat diterima dilingkungannya. Melalui kegiatan bermain anak akan juga belajar nilai moral dan etika, belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah, serta belajar bertanggung jawab atas segala tindakan yang telah dilakukannya. Misalnya merebut mainan teman merupakan tindakan yang tidak baik dan membereskan mainan setelah bermain adalah pembelajaran anak untuk tanggung jawab terhadap tindakan dan barang yang dimilikinya.

0 komentar:

Post a Comment