Wednesday 13 March 2013

Morfologi Collembola



Artinya: Dan tuhanmu telah mewahyukankepada lebah, buatlah sarang-sarang pada sebagian pengunungan dan sebagian pepohonan dan sebagian tempat-tempat tinggi yang mereka buat. Kemudian makanlah dari setiap buah-buaha, lalu tempuhlah jalan- jalan tuhan mu dalam keadaan mudah. “keluar dari perutnya minuman yang bermacam – macam warnanya, didalam nya terdapat penyembuhan bagi manusia. Sesunnguhnya pada yang demikian itu benar – benar terdapat tanda bagi orang - orang yang berfikir.
Ayat ini dalam mengarahkan kepada nabi Muhammad saw dengan menyatakan: dan ketahuilah wahai nabi agung bahwa tuhan mu yang membimbing dan selalu berbuat baik, telah mewahyukan dan mengilhamkan kepada lebah sehingga menjadi naluri baginya: buatlah sebagaimana keadaan seorang yang membuat secara sungguh, dan sarang – sarang pada bagian gua – gua, pegunungan dan sebagian bukit- bukit dan pada sebagian celah – celah pepohonan dan pada sebagian tempat – tempat tinggi.
Collembola atau sering disebut serangga ekor pegas merupakan salah satu serangga yang berasal dari Filum Arthopoda, Kelas Insekta, dan mempunyai 11 famili. Collembola berasal dari bahasa Yunani colle berarti pelekat dan embolon berarti baji atau pasak, karena sebagian Collembola tetap seimbang. Serangga ini tidak bersayap dan panjangnya 3 – 6 mm dan mampu melompat dengan jarak 75 – 100 m. tipe mulutnya merupakan tipe menggigit. (Borror et al, 1996).
Bentuk tubuh memanjang atau oval dan kebanyakan berwarna hitam, abu-abu, kuning, hijau dan putih. Tubuh terbagi dalam tiga bagian yang terdiri dari caput, abdomen dan thorax. Pada caput terdapat sepasang antenna, terdiri dari empat ruas , sepasang mata dengan lensa (ocelli). Bagian mulut agak panjang dan tersembunyi di dalam kepala( Lazarus, 2003). Pada Collembola juga terdapat ommatidia (bagian dari mata majemuk yang berjumlah satu pada tiap sisi kepala) yang terdiri dari sejumlah mata facet yang masing-masing memiliki kornea sendiri, jumlah seluruh ommatidia ada delapan (Nayar et al, 1998)
Thorax terdiri dari tiga segmen yaitu prothorax, mesothorax dan tathorax. Pada masing-masing segmen terdapat tungkai yang bersatu dengan abdomen dan masing-masing tungkai bercabang menjadi tungkai yang pendek. Prothorax pada family Entomobrydae lebih pendek ukurannya dibandingkan dengan mesothorax dan mesothoraxnya (Heyman, 1997).
Abdomen merupakan gabungan dari enam segmen. Segmen pada abdomen kesatu disebut ventral tube, segmen ketiga disebut retinaculum dan segmen keempat di sebut furcula, yang berfugsi sebagai peloncat. Furcula tersebut timbul dari sisi ventral ruas abdomen keempat, bila keadaan istirahat terlipat ke depan di bawah abdomen (Greenslade,1991). Pada ruas abdomen pertama terdapat embelan berbentuk seperti tabung (Collophore) yang merupakan sebuah gelembung bergelambir dua. Collophore ini berfungsi untuk mengambil air secara langsung dan permukaan tubuh.1 (Jumar, 2000).
            Collembola berasal dari bahasa yunani: colla=lem dan embolon= baji atau pasak. Serangga ini tidak bersayap dan ukurannya kurang dari 6 mm. Tubuh memanjang atau oval dan umumnya berwarna hitam. Antena terdiri atas empat ruas. Pada ruas abdomen keempat atau kelima biasanya terdapat struktur menggarpu (furcula) yang berfungsi  sebagai alat peloncat. Pada ruas abdomen pertama terdapat struktur berbentuk seperti tabung (collopore) yang berfungsi untuk melekat dari pada ruas ketiga terdapat struktur pemegang furcula yang disebut tenaculum.[1] 

Gambar 2. 1 Morfologi Collembola (Greenslade 1996)

                  Collembola sering dijumpai di dalam tanah, di bawah serasah, di bawah kulit kayu yang lapuk, dalam bahan organik yang membusuk dan pada permukaan air. Kebanyakan Collembola sebagai pemakan bahan organic (saprofag) dan pemakan cendawan (misetofag) dan jarang sebagi hama. Ordo Collembola di bagi menjadi dua subordo, yaitu subordo Arthopleona dan subordo Symphypleona.[2]
              Collembola dikenal juga dengan istilah Spiringtails (ekorpegas) karena mempunyai struktur bercabang (furka) pada bagian ventral ruas abdomen keempat. Saat istirahat furka terlipat ke depan dan dijepit oleh gigi retinakulum. Retinakulum atau tenakulum merupakan embelan berbentuk capit yang terdapat pada bagian ventral abdomen ketiga. Ketika otot berkontraksi, furka kembali ke posisi tidak lentur kemudian akan memukul substrat sehingga mendorong Collembola ke udara (Greensslade 1996)
              Menurut Partosoedjono (2006:13) Collembola termasuk yang tidak mengalami metamorphosis (Ametabola) tetapi hanya mengalami pergantian kulit sebanyak lima sampai dengan enam kali. Kebanyakan Collembola penghuni tanah memakan bahan tumbuh-tumbuhan yang sedang membusuk, jamur dan bakteri.
              Menurut Suharjono (1992;42) kebanyakan Collembola hidup di dalam tanah dan serasah, akan tetapi Collembola dapat juga hidup di tempat tersembunyi seperti di dalam tanah, jamur, reruntuhan pohon, di bawah kulit keyu, kayu-kayu membusuk, vegetasi tanaman, kanopi, gua, guano. Kelelawar, laut dan pesisir pantai.
              Menurut Wallwork (1970) Collembola termasuk termasuk kelompok mesofauna ( 200 um sampai dengan 1 cm) karena mempunyai ukuran tubuh berkisar antara 0.25 mm dan 8.00 mm. Warna tubuh bervariasi, putih, hitam, abu-abu, warna lain. Dan bercorak. Tubuh dilengkapi seta tetapi bersayap (Apterygota).
            Tubuh Collembola terbagi atas tiga bagian, yaitu kepala, toraks, dan abdomen(Gambar  1 ). Antena empat ruas dengan panjang bervariasi. Antena jantan kadang-mengalami modifikasi sebagai organ penjepit. Antena mempunyai seta kemosensorik . Ujung antenna bentuknya bervariasi, berfungsi sebagai olfaktori. Oseli maksimum 8+8. Bagian mulut tersembunyi di dalam kepala (entognathus), lonjong, dan menonjol. Mulut beradaptasi untuk menggigit dan mengunyah atau untuk mnghisap cairan. Mandibula kadang-kadang tidak ada. Labium dan palpus maksila berkembang baik, kadang-kadang ada yang tereduksi atau tidak punya (Greenslade 1996)
            Akan tetapi ada beberapa spesies Collembola teresterial yang bersifat endemic, bahkan dikenal mempunyai tingkat endemisme yang tingi ( Hopkin 1997). Contoh Xenylla orientalis Handschin yang hanya terdapat di pulau Jawa (Handschin 1932 dalam Suhardjono 1992). Endemisme dapat terjadi salah satunya karena seleksi alam, seperti adanya pembatas alam berupa laut, sifat tanah, dan cara penyebaran (Suhardjono 1992 )



[1] Jumar, Entomologi Pertanian (Jakarta:pt rineka cipta 2000) hal .135

[2] Jumar, Entomologi Pertanian …………hal.136

0 komentar:

Post a Comment