Thursday 14 February 2013

Komplikasi Abortus Inkompletus



2.1.5.1.    Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi denga pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transpusi darah, Kematian karena perdarahan dapatb terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
2.1.5.2.       Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hiperretrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini pendrita perlu diamati dengan teliti. Jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparotomi, dan tergantung dari luas dan bentuk perforasi

2.1.5.3. Infeksi
Keguguran disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman atau toksinnya ke dalam peredaran darah atau peritonium.
2.1.5.4.   Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena pendarahan (syok Hemoragik) dan karena infeksi berat (syok endoseptik). 
2.1.6.         Penanganan Abortus
Tentukan besar uterus (taksir usia gestasi), kenali dan atasi setiap komplikasi (perdarahan hebat, syok, infeksi/sepsis). Hasil konsepsi yang terperangkap pada serviks yang disertai pendarahan hingga ukuran sedang, dapat dikeluarkan secara digital atau cunan ovum. Setelah itu evaluasi perdarahan:
a.    Bila perdarahan terhenti, beri ergometrin 0,2 mg IM atau misoprostol 400 mg peroral.
b.   Bila perdarahan terus berlangsung, evakuasi sisa hasil konsepsi dengan AVM (Aspirasi Vakum Manual) atau Kurate (pilihan tergantung dari usia gestasi, pembukaan serviks dan keberadaan bagian-bagian janin).
c.    Bila tidak ada tanda-tanda infeksi, beri antibiotika profilaksis (ampisilin 500 mg oral atau doksisiklin 100 mg)
d.   Bila terjadi infeksi, beri ampisillin 1 g dan metronidazol 500 mg setiap 8 jam.
e.    Bila terjadi perdarahan hebat dan usia gestasi di bawah 16 minggu, segera lakukan evakuasi dengan AVM.
f.    Bila pasien Nampak anemik, berikan sulfa ferosus 600mg per hari selama 2 minggu (anemia sedang) dan transfusi darah (anemia berat)
Pada beberapa kasus, abortus inkompletus erat kaitannya dengan abortus tidak aman, oleh sebab itu, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.    Pastikan tidak ada komplikasi berat seperti sepsis, perporasi uterus atau cedera intra-abdomen (mual/muntah, nyeri punggung, demam, perut kembung, nyeri perut bawah, dinding perut tegang, nyeri ulang lepas).
b.   Bersihkan ramuan tradisional, jamu, bahan kaustik, kayu atau benda-benda lainnya dari region genitika
c.    Berikan boster tetanus toksoid 0,5 ml bila tampak luka kotor pada dinding vagina atau kanalis servisis dan pernah diimunisasi.
d.   Bila riwayat pemberian imunisasi tidak jelas, berikan serum anti tetanus (ATS) 1500 unit IM diikuti dengan pemberian tetanus texoid 0,5 ml setelah 4 minggu,
e.    Konseling untuk kontrasepsi pasca kegugurandan pemantauan lanjut. (Saifuddin, 2002)
Tindakan yang harus dilakukan tergantung pada umur kehamilan  dan beratnya perdarahan yang terjadi :
1.   Pada kehamilan kurang dari 12 minggu dan/atau dengan perdarahan banyak, segera dilakukan :
a. Kuretase, yaitu pengeluaran  hasil konsepsi.
b. Setelah kuretase, diberikan injeksi ergometri 0,2 mg i.m atau methergen 0.2 mg i.m.
c. Berikan antibiotic Ampisilin 500 mg 4 x 1 tablet/hari selama 5 hari dan tablet methergen 3 x 1 rablet/hari selama 3 hari untuk mencegah imfeksi.
2. Pada kehamilan lebih dari 12 minggu biasanya perdarahan tidak banyak, namun bahaya perforasi pada kerokan lebihbesar, maka :
a. Proses abortus sebaiknya dipercepat dengan pemberian infuse oksitosin 10 U dalam 500 ml Dextrosei 5% dengan tetesan disesuaikan dengan sifat kontraksi.
b. Bila janin  sudah keluar tetapi plasenta masih tertinggal, maka pengeluaran plasenta dilakukan secara Kuret ( Muchtar, 2000)

0 komentar:

Post a Comment