Saturday 26 January 2013

Tahapan Stres



Stres Tahap I
Tahapan ini merupakan tahapan stress yang paling ringan, dan biasanya di sertai dengan perasaa-perasaan sebagai berikut :
a.         Semangat bekerja besar, berlebihan (over acting)
b.        Penglihatan “tajam” tidak sebagaimana biasanya
c.         Merasa mapu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya, namun tanpa di sadari cadangan energy dihabiskan (all out) disertai rasa gugup yang berlebihan pula
d.        Merasa senag dengan pekerjaannya itu dan semakin bertambah semangat, namun tanpa di sadari cadangan energy semakin menipis.
2.1.5.2.  Stres Tahap II
Dalam tahapan ini dampak stress yang semula “menyenangkan” sebagaimana yang di uraikan pada tahap I di atas mulai menghilang, dan timbul keluhan-keluhan yang di sebabkan karena cadangan energy tidak lagi cukup sepanjang hari karena tidak cukup waktu untuk beristirahat.Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh seseorang yang berada pada stress tahap II adalah sebagai berikut :
a.         Merasa letih sewaktu bangun pagi, yang seharusnya merasa segar.
b.        Merasa mudah lelah sesudah makan siang
c.         Lekas merasa capai menjelang sore hari
d.        Sering mengeluh lambung atau perut tidak nyaman (bowel discomfort)
e.         Detakan jantung lebih keras dari biasanya (berdebar-debar)
f.         Otot-otot punggung dan tengkuk terasa tegang
g.        Tidak bias santai
2.1.5.3.  Stres Tahap III
Bila seseorang itu tetap memaksakan diri dalam pekerjaannya tanpa menghiraukan keluhan-keluhan sebagaimana di uraikan pada stress tahap II tersebut diatas, maka yang bersangkutan akan menunjukkan keluhan-keluhan yang semakin nyata dan mengganggu yaitu :
a.         Gangguan lambung dan usus semakin nyata, misalnya keluhan “maag” (gastritis), buang air besar tidak teratur (diare).
b.        Ketegangan otot-otot semakin terasa
c.         Perasaan ketidak tenangan dan ketegangan emosional semakin meningkat
d.        Ganguan pola tidur (insomnia) misalnya sukar untuk mulai masuk tidur (early insomnia), atau terbangun tengah malam dan sukar kembali tidur (middle insomnia), atau bangun terlalu pagi/dini hari tidak dapat kembali tidur (lae insomnia)
e.         Koordinasi tubuh terganggu (badan terasa oyong dan serasa mau pingsan)
2.1.5.4.  Stres tahap IV
Tidak jarang seseorang pada waktu memeriksakan diri ke dokter sehubungan dengan keluhan-keluhan stress tahap III diatas, oleh dokter dinyatakan tidak sakit karena tidak ditemukan kelainan-kelainan fisik pada organ tubuhnya.Maka gejala stress tahap IV akan muncul :
a.       Untuk bertahan sepanjang hari saja sudah terasa amat sulit
b.      Aktivitas pekerjaan yang semula menyenangkan dan mudan di selesaikan menjadi membosankan dan terasa lebih sulit
c.       Yang semula tanggapan terhadap situasi menjadi kehilangan kemampuan untuk merespons secara memadai (adequate)
d.      Ketidak mampuan untuk melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari
e.       Gangguan pola tidur di sertai dengan mimpi-mimpi yang menyenagkan
f.       Sering kali menolak ajakan (negativism) karena tiada semangat dan kegairahan
g.      Daya konsentrasi dan daya ingat menurun
h.      Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak dapat di jelaskan apa penyebabnya
2.1.5.5.  Stres tahap V
Bila keadaan berlanjut, maka seseorang itu akan jatuh dalam stress tahap V yang di tandai dengan hal-hal berikut :
a.       Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam (physical and psychological exhaustion)
b.      Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan dan sederhana
c.       Gangguan system pencernaan semakin berat (gastrointestinal disorder)
d.      Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang semakin meningkat, mudah binggung dan panic
2.1.5.6.  Stres Tahap VI
Tahap ini merupakan tahap klimaks, seseorang mengalami serangan panic (panic attack) dan perasaan takut mati tidak jarang orang yang mengalami stress tahap IV ini berulang kali di bawa ke UGD bahkan ke ICCU, meskipun pada akhirnya  di pulangkan karena tidak di temukan kelainan fisik organ tubuh. Gambaran stress tahap VI ini adalah sebagai berikut :
a.         Debar jantung teramat keras
b.        Susah bernafas (sesak dan megap-megap)
c.         Sekujur badan terasa gemetar, dingin dan keringat bercucuran
d.        Ketiadaan tenaga untuk hal-hal yang ringan
e.         Pingsan atau kolaps (collaps). (Dadang, 2004)
2.1.6.   Reaksi Tubuh Terhadap Stres
Sebagaimana telah disebutkan dimuka bahwa yang dimaksud dengan stress adalah reaksi atau respon tubuh terhadap stressor psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Kecuali gejala-gejala tahapan stress maupun perubahan perilaku yang telah di uraikan di muka, maka seseorang yang mengalami stress dapat pula di lihat atupun di rasakan dari perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya misalnya antara lain:
a.       Rambut
Warna rambut yang semula hitam pekat, lambat laun mengalami perubahan warna menjadi kecoklat-coklatan serta kusam.
b.      Mata
Ketajaman mata sering kali terganggu misalnya kalau membaca tidak jelas karena kabur
c.       Telinga
Pendengaran sering kali terganggu dengan suara berdenging (tinitus)
d.      Daya pikir
Kemampuan berfikir dan mengingat serta konsentrasi menurun.Orang menjadi pelupa dan sering kali mengeluh sakit kepala atau pusing.
e.       Ekspresi wajah
Wajah seseorang yang stress Nampak tegang, dahi berkerut, mimic Nampak serius, tidak santai, bicara berat, sukar untuk senyum/tertawa dan kulit muka kedutan (tin facialis)
f.       Mulut
Mulut dan bibir terasa kering sehingga seseorang sering minum. Selain daripada itu  pada tenggorokan seolah-olah ada ganjalan sehingga ia sukar menelan, hal ini di sebabkan karena otot-otot lingkar di tenggorokan mengalami spasme (muscle cramps) sehingga serasa “tercekik”
g.      Kulit
Pada orang yang mengalami stress reaksi kulit bermacam-macam pada kulit dari sebahagian tubuh terasa panas atau dingin atau keringat berlebihan.
h.      Sistem pernafasan
Pernafasan seseorang yang sedang mengalami stress dapat terganggu misalnya nafas terasa berat dan sesak di sebabkan terjadi penyempita pada saluran pernafasan mulai dari hidung, tenggorokan dan otot rongga dada
i.        System Kardiovasculer
Sistem jantung dan pembuluh darah atau kardiovasculer dapat terganggu faalnya karena stress
j.        Sistem pencernaan
Orang yang mengalami stress sering kali mengalami gangguan pada system pencernaannya.Misalnya, pada lambung terasa kembung, mual dan pedih.
k.      Sistem perkemihan
Orang yang sedang menderita stress faal perkemihan (air seni ) dapat juga terganggu.Yang sering di keluhkan orang adalah frekuensi untuk buang air kecil lebih sering dari biasanya messkipun ia bukan penderita kencing manis (diabetes mellitus)

l.        Sistem otot dan tulang
Stress dapat pula menjelma dalam bentuk keluhan-keluhan pada otot  dan tulang (musculosceletal). Yang bersangkutan sering mengeluh otot terasa sakit (keju) seperti di tusuk-tusuk, pegal dan tegang
m.    Sistem Endokrin
Gangguan pada system endokrin (hormonal) pada mereka yang mengalami stress adalah kadar gula yang meninggi, dan bila hal ini berkepanjangan bias mengakibatkan penyakit kencing manis (diabetes mellitus)
n.      Libido
Kegairahan seseorang di bidang seksual dapat pula terpengaruh karena stress. (Dadang, 2004)

0 komentar:

Post a Comment