Wednesday 24 July 2013

Manajemen Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Diabetes Mellitus di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum



a.    Pengobatan medik adalah sangat bijaksana bila pengobatan medik bekerja sama dengan ahli penyakit dalam.
1)   Diabetes Diet
            Penderita kelas A cukup diatur dietnya tanpa pengobatan dengan insulin. Menurut lokakarya LIPI/NAS (1968) kebutuhan kalori per hari untuk wanita Indonesia sehat yang  tidak hamil, yang hamil, dan pada masa laktasi masing – masing sebanyak 2.000, 2300 dan 2.800 kalori dengan protein 65 – 80 gram. Penderita diabetes mellitus dengan berat badan rata-rata cukup  di beri diet yang komen yang mengandung 1.200 – 1.800 kalori sehari selama berlangsungnya kehamilan.
            Dalam triwulan I diet dan pengobatan tidak banyak berbeda dengan keadaan diluar kehamilan. White menganjurkan 30 -40 kalori per kg berat badan. Garam perlu dibatasi untuk mengurangi kecendrungan akan retensi air dan udema. Diet yang dianjurkan adalah karbohidrat 40%, protein 2 g/kg berat badan, lemak 45 – 60 g.
            Dalam triwulan II metabolismus hidrat-arang dalam tubuh itu berubah, ibu memerlukan lebih banyak bahan makanan, terutama kalori dan protein. Penderita yang diluar kehamilan dan dalam kehamilan triwulan I tidak memerlukan insulin, mungkin sekali perlu diobati dengan insulin dalam triwulan II dan III. Karena itu keadaan gula darah harus diperiksa ulang. Diet dan dosis insulin setiap kali harus disesuaikan dengan keperluan yang berubah-rubah itu, lebih – lebih dalam triwulan III, juga dalam masa nifas dan laktasi pemeriksaan perlu diulang dan diet disesuaikan.
2)   Pemberian insulin
            Pada penderita Diabetes Mellitus dalam kehamilan daya tahan terhadap insulin meningkat dengan makin tuanya kehamilan, yang dibebaskan oleh kegiatan antiinsulin plasenta.
            Penderita yang sebelum kehamilan sudah memerlukan insulin diberi insulin dalam dosis yang sama dengan dosis diluar kehamilan sampai terdapat tanda-tanda bahaya dosis perlu ditambah atau dikuranggi. Perubahan – perubahan dalam kehamilan disatu pihak memudahkan terjadinya hiperglikimia dan asidosis, akan tetapi dipihak lain dapat menimbulkan reaksi hipoglikenik. Karena itu dosis insulin perlu dirubah-rubah sesuia dengan kebutuhan. Perubahan harus dilakukan dengan hati-hati, dengan berpedoman pada 140 mg/dl pemeriksaan gula darah yaitu kadar PP (Post Prandial) < 140 mg/dl. (Wiknjosastro, 2005)


b.   Penanganan obstetrik
Penanganan didasarkan atas pertimbangan beratnya penyakit, umur, paritas, riwayat persalinan terdahulu, dan ada atau tidak komplikasi.
1)   Penyakit tidak berat dan pengobatan/diet dapat mengontral penyakit dengan baik, diharapkan partus biasa.
2)   Bila diabetes mellitus agak berat dan memerlukan insulin, induksi partus lebih dini, kehamilan minggu ke 36-38.
3)   Diabetes mellitus agak berat, riwajat kematian janin dalam kandungan, beberapa institusi melakukan seksio sesaria dalam minggu ke 37 kehamilan.
4)   Diabetes mellitus berat dengan komplikasi (pre-eklamsi, hidramnion dan sebagainya), riwayat persalinan yang lalu buruk induksi partus atau seksio sesaria lebih dini.
5)   Dalam pengawasan persalinan, monitor janin dengan baik (DJJ, elektro-toko-kardio-gram dan ultrasonogragi dan lain-lain).
6)   Bila anak sudah ada dan setiap kehamilan dan persalinan akan mengancam keselamatan ibu dan bayi, sangat dianjurkan melakukan tubektomi untuk menutup kesuburan (Muchtar, 1992)

0 komentar:

Post a Comment