Wednesday 24 July 2013

Gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyebab Terjadinya Retensio Plasenta Pada Ibu Bersalin Di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
            Perdarahan pascapersalinan adalah penyebab penting kematian ibu ¼  kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan (perdarahan pascapersalinan, plasenta previa, solusio plasenta, kehamilan ektopik, abortus, retensio plasenta dan ruptura uteri) disebabkan oleh perdarahan pascapersalinan. Selain itu, pada keadaan dimana perdarahan pascapersalinan tidak mengakibatkan kematian, kejadian ini sangat mempengaruhi morbiditas nifas karena anemia dapat menurunkan daya tahan tubuh. Perdarahan pascapersalinan lebih sering terjadi pada ibu-ibu di Indonesia di bandingkan dengan ibu-ibu di luar negeri. Dan retensio plasenta merupakan salah satu masalah yang masih menjadi penyebab terbesar terjadinya perdarahan post partum dan kematian maternal
            Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada saat puncak produktiviyasnya. WHO memperkirakan lebih dari 585.000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil dan bersalin, perdarahan pascapersalinan adalah sebab penting kematian ibu ¼ kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan (perdarahan pascapersalinan, plasenta previa, solusio plasenta, kehamilan ektopik, abortus, retensio plasenta dan ruptura uteri ) disebabkan oleh perdarahan pascapersalinan. Selain itu, pada keadaan dimana perdarahan pascapersalinan tidak mengakibatkan kematian, kejadian ini sangat mempengaruhi morbiditas nifas karena anemia dapat menurunkan daya tahan tubuh. Perdarahan pascapersalinan lebih sering terjadi pada ibu-ibu di Indonesia di bandingkan dengan ibu-ibu di luar negeri. Dan retensio plasenta merupakan salah satu masalah yang masih menjadi penyebab terbesar terjadinya perdarahan post partum dan kematian maternal
            Morbiditas dan mortalitas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di negara berkembang . Di negara miskin sekitar 25-50% kematian wanita usia subur di sebabkan hal yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan. Masalah kematian ibu adalah masalah yang kompleks, meliputi hal-hal yang bersifat nonteknis seperti status wanita dan pendidikan. Walaupun masalah tersebut perlu di perbaiki sejak awal, namun kurang realistis bila mengharapkan perubahan drastis dalam tempo singkat. Karena di perlukan intervensi yang mempunyai dampak nyata dalam waktu relatif pendek.
            Berdasarkan survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003 Di sebutkan bahwa angka kematianibu (AKI) di Indonesia adalah 307/100.000 kelahiran hidup,atau setiap jam terdapat dua orang ibu bersalin meninggal dunia karena berbagai sebab salah satunya retensio plasenta. Angka kematian bayi (AKB) khususnya neonatal adalah 20/1000 kelahiran hidup ().
            Kematian ibu di Indonesia (2002) adalah 650 ibu tiap 100.000 kelahiran hidup dan 43% dari angka tersebut disebabkan oleh perdarahan post partum. Perdarahan yang disebabkan karena retensio plasenta lepas sebagian, yang merupakan indikasi untuk mengeluarkannya.plasenta belum lepas dari dinding uterus karena konyraksi uterus yang kuat untuk melepaskan plasenta (plasenta adhesiva) dan plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab vili korialis menembus desidua sampai miometrium sampai di bawah peritoneum (plasenta akreta-perkreta). Plasenta yang sudah lepas dari dinding uterus akan tetapi belum keluar, disebabkan oleh tidak adanya usaha untuk melahirkan atau karena salah penanganan kala III, sehingga terjadi lingkaran kontriksi pada bagian bawah uterus yang menghalangi keluarnya plasenta (inkarserasio plasenta). Sehingga di lakukan tindakan manual plasenta.
Menurut Fortney A dan E.W. Whitenhorne makin kecil angka indeks risiko pada paritas makin kecil pula risiko kehamilan dan persalinan pada retensio plasenta.

0 komentar:

Post a Comment