Wednesday 24 July 2013

Asuhan Keperawatan Pada Ny. Y dengan Faringitis Kronis di Ruang Inap Penyakit T.H.T Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum



BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang
Faring dapat disebut juga daerah pertahanan tubuh terdepan fungsi ini salah satunya dipengang oleh tonsil yang merupakan bagian dari orofaring tonsil mencegah agar infeksi tidak menyebar keseluruh tubuh dengan cara menahan kuman yang masuk melalui mulut, hidung dan kerongkongan oleh karena itu tidak jarang tonsil mengalami peradangan (Rusmarjono, 2006)
Farigitis dan tonsillitis sering ditemukan bersamaan. Tonsilofaringgitis merupakn peradangan yang berulang pada tonsil dan faring yang memiliki faktor predisposisi antara lain rangsangan kronis rokok, makanan tertentu, Hygiene mulut yang buruk, pasien yang biasa bernafas melalui mulut karena hidungnya tersumbat, pengaruh cuaca dan pengobatan tinsilofaringgitis sebelumnya yang tidak ade kuat (Rusmarjono, 2006)
Penularan faringitis terjadi melalui droplet. menginfiltrasi lapisan epitel, kemudian bila epitel terkikis makan jaringan limpois superficial bereaksi, terjadi pembendungan radang dengan infiltrasi leukosid polimorfonuklear (Manjoer, 2001)
Karena proses radang berulang, maka epitel mukosa dan jaringan limfe terkikis sehingga pada proses penyembuhan jaringan limfoid diganti jaringan parut jaringan ini akan mengerut sehingga ruang antara kelompok melebar (kriptus) yang akan diisi oleh detritus, proses ini meluas hingga menembus kapsul dan akhirnya timbul perlekatan jaringan disekitar faring. (Arif, 2001).
Faringitis adalah radang tenggorokan (faring) bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri. Faringitis kronis adalah merupakan suatu peradangan kronik dari mukosa faring dengan melibatkan struktur kelenjar limfe setempat dan disertai dengan imflamasi pada tansil dan daerah sekitarnya disebabkan oleh infeksi sinus kronis (Rusmarjono, 2006)
Terdapat dua bentuk faringgitis kronis, hiperplastik dan atrofi. Faktor predisposisi proses radang kronis di faring ini adalah rinithis kronis, sinusitis, iritasi kronik yang dialami perokok dan peminum alcohol. Juga inhalasi uap yang merangsang mukosa faring pada pekerja dilaboratorium. Infeksi dapat menyebabkan terjadi faringgitis kronis ini. daerah yang berdebu serta orang yang biasa bernafas melalui mulut, karena hidung tersumbat merupakan merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya penyakit ini. (Tjokronego, 2000).
Pembesaran tonsil diukur menurut derajatnya terhadap uvula. Semakin besar, akan semakin mendekati ukula. Besar tonsil ditentukan sebagai berikut: T0 tonsil didalam fosa tonsil atau telah diangkat, T1 bila besarnya ¼ jarak arkus anterior dan uvula. T2 Bila besarnya 2/4 Jarak arkus anterior dan uvula. T3 bila besarnya ¾ jarak arkus anterior dan uvula. T4 bila besarnya mencapai arkus anterior atau lebih (Rusmarjono, 2006).
Peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan pada pasien Ny. Y dengan faringitis ini dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses perawatan sehingga dapat ditentukan diagnosa keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang dilakukan berupa pemasangan infus, memberian obat secara oral yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia. Kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan kompleks. (A. Aziz, 2004).

0 komentar:

Post a Comment