Tuesday 9 July 2013

Asuhan Keperawatan Pada An. Kh, dengan kasus Dengue Haermorhagik Fever (DHF) Di Ruang Penyakit Anak Rumah Sakit Umum Daerah



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit demam akut dengan ciri-ciri demam manifestasi pendarahan dan bertendensi mengakibatkan renjatan yang dapat menyebabkan kematian. Puncak kasus  Demam berdarah dengue (DBD) terjadi pada musim hujan yaitu bulan Desember sampai bulan Maret (Mansjoer, 2000).
Demam berdarah dengue adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh 4 serotipe virus dengue dan ditandai dengan 4 gejala klinis utama yaitu demam yang tinggi, manifestasi perdarahan, hepatomegali, dan tanda-tanda kegagalan sirkulasi sampai timbulnya renjatan (sindrom renjatan dengue) sebagai akibat dari kebocoran plasma yang dapat menyebabkan kematian (Soegijanto, 2002).
Penyebab Dengue Hemorrhagik Fever (DHF) adalah virus dengue serotipe 1,2,3,dan 4 yang ditularkan melalui vektor nyamuk Aedes aegypti, nyamuk Aedes albopictus, Aedes polynesiasis, dan bebrapa species lain merupakan vektor yang cukup berperan. Infeksi pada salah satu seropite akan menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serotipe bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan untuk serotipe lain (Mansjoer, 2000).
Gejala klinis Dengue Hemorrhagik Fever (DHF) adalah: adalah ditemulan adanya peningkatan suhu yang memdadak disertai menggigil, adanya pendarahan kulit seperti petekhie, ekimosis, hematom, epitaksis, hematemesis bahkan hematomesis melena. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya nyeri otot, sakit kepala, nyeri ulu hati, pembengkakan sekitar mata. Dan pada pemeriksaan laboratorium dapat ditemukan adanya trombositopenia, hemokonsentrasi.  (Aziz, 2008)
Dampak Dengue Hemorrhagik Fever (DHF)  pada anak demam tinggi selama 5-7 hari, pendarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie, ekhimosis, hematoma, epispaksis, hematemesis, melena, hematuri, mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi, nyeri otot, tulang sendi, abdomen dan hulu hati, sakit kepala, pembengkakan sekitar mata, pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening, tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah) (Suriadi, 2006)
Masalah keperawatan yang timbul pada anak dengan Dengue Hemorrhagik Fever (DHF) adalah hipertermia, kurang volume cairan, resiko terjadi komplikasi (Syok hipovolumik/pendarahan), dan kurang nutrisi (kurang dari kebutuhan). (Aziz, 2008).
Komplikasi Dengue Hemorrhagik Fever (DHF) adalah shok, perdarahan dan hipotermi (WHO, 2009)
Penanganan Dengue Hemorrhagik Fever (DHF)  minum banyak 1,5-2 liter/24 jam dengan ait teh, gula, atau susu, Antipiretik jika terdapat demam, Antikonvulsan jika terdapat kejang, pemberian cairan melalui infus, dilakukan jika pasien mengalami kesulitan minum dandan nilai hematokrit cenderung meningkat. (Suriadi, 2001).
Keadaan dehidrasi dapat timbul akibat demam tinggi, anokersia dan muntah. Pasien perlu diberi minum banyak, 50 ml/kgBB dalam 4-6 jam pertama berupa air teh dengan gula, sirup, susu, sari buah atau oralit. Setelah keadaan dehidrasi dapat diatasi, berikan cairan rumatan 80-100 ml/KgBB dalam 24 jam berikut.
Perawat utama dari perawat adalah sebagai pelaksana asuhan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit atau yang mempunyai masalah kesehatan/keperawatan apakah itu dirumah, disekolah, puskesmas, panti dan sebagainya sesuai dengan kebutuhan. (Efendi, 2002).
Menurut data dari World Health Organization (WHO) Insidensi DBD (Demam Berdarah Dengue) antara 23-27 orang setiap 1000 kelahiran. Insidensi DBD (Demam Berdarah Dengue) adalah 6,5-7,8 pada tiap 1000 kelahiran.  (Depkes RI, 2010)
Kasus DBD di Indonesia tahun 2010 telah mencapai 19.031 kasus, dan 336 di antara para korban itu telah meninggal dunia. Menurun jumlah korban meninggal akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia telah menurun dari 2.0 persen pada tahun 2009 menjadi 1,8, tahun 2010. Penurunan kematian DBD karena para korban cepat dibawa ke rumah sakit (RS) dan adanya peningkatan kegiatan masyarakat membersihkan sarang nyamuk, (Depkes RI, 2010)

0 komentar:

Post a Comment