Sunday 12 May 2013

Gambaran Faktor-faktor penyebab ibu menyusui tidak memberikan ASI eksklusif



BAB  I
PENDAHULUAN
A. Latar  Belakang
        Dalam pembangunan nasional perhatian terhadap Dunia kehidupan anak-anak tidak dapat di abaikan. Karenna anak-anak perlu mendapatkan perhatian sedini mungkin. Disamping ia masih dalam proses pertumbuhan dan perkembangan baik jasmani, kecerdasan, rohaniah maupun sosialnya.Pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi oleh berbagai faktor,yaitu faktor keturunan, lingkungan sebelum lahir, lingkungan sesudah lahir, serta gizi dan penyakit (Depkes RI, 2003).
        Blum (1974) dalam sarwono (1993), menyatakan bahwa derajat kesehatan di pengaruhi oleh faktor keturunan, lingkungan, pelayanan kesehatan dan perilaku. Perilaku manusia sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup sangat luas yang merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta interaksi menusia dengan lingkungan yang di wujudkan dalam bentuk pengetahuan dan sikap tentang kesehatan serta tindakan yang berhubungan dengan derajat kesehatan.
Upaya kesehatan ibu dan anak  (KIA) merupakan suatu usaha yang bergerak dalam pendidikan kesehatan, pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan yang bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu-ibu secara teratur dan terus menerus di waktu sakit dan sehat, pada masa ante-partum, intra-partum dan masa menyusui serta memelihara anak-anaknya dari mulai lahir sampai masa prasekolah (Entjang, 1993).
        Hasil penelitian di Bogor pada tahun 2001 menunjukkan bahwa bayi atau anak yang diberikan ASI eklusif sampai usia 4 bulan tidak ada yang menderita gizi buruk  ketika mereka berumur 5 bulan. Bayi yang diberikan susu selain ASI mempunyai resiko 17 kali lebih besar mengalami diare da 3 – 4 kali lebih besar kemungkinan terkena ISPA dibandungkan dengan bayi yang mendapat ASI (Depkes RI, 2002).
Para kaum ibu hendaklah menyusukan anak – anak mereka selama dua tahun penuh bagi orang yang ingin menyempurnakan penyususannya. (Alkur’ an, surat Albakarah ayat 223).
Air susu ibu merupakan makanan yang ideal untuk bayi terutama pada      bulan - bulan pertama, sebab ASI mengandung semua zat gizi untuk membangun dan penyediaan energi dalam susunan yang diperlukan. ASI tidak memberatkan fungsi traktus digestifus dan ginjal yang belum berfungsi dengan baik pada bayi yang baru lahir, serta menghasilkan pertumbuhan fisik yang optimum. (Fujiadi, 2003)      
        ASI (air susu ibu) dapat menurunkan morbilitas dan mortalitas anak, karena ASI disamping gizinya tinggi, juga mengandung berbagai macam zat anti yang melindungi anak dari berbagai macam infeksi. Disamping itu dengan menyusui akan mendekatkan hubungan anak dengan ibu, hal ini sangat penting untuk perkembangan kejiwaan anak, bahakan sejak hari – hari pertama setelah lahir, sehingga rawat gabung antara ibu dan anak sangat menguntungkan. Makanan yang bergizi sangat dianjurkan untuk dimakan oleh ibu yang menyususi agar produksi lancar ( Soetjiningsih, 1995).
        Bayi yang berumur beberapa minggu sukar ditemukan eksresi nitrogen melalui air seni karena semua nitrogen yang diperoleh sebagai protein dalam air susu ibu sebagian besar digunaka untuk membangun jaringan tubuh. Jadi bayi tidak membakar protein untuk memperoleh energi, tetapi menggunakannya semata – mata untuk membentuk jaringan tubuh. ASI mempunyai unggulan karena mempunyai susunan asam amino terserndiri. (Soeharyono, 1989).

0 komentar:

Post a Comment