Wednesday 6 February 2013

Demam Berdarah Dengue (DBD)



Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular  terutama menyerang anak anak yang ditandai dengan panas tinggi, pendarahan dan dapat menimbulkan renjatan (Syock). Termasuk salah satu penykit yang dapat menimbulkan wabah yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk aedes aegytpy. Gejala-gejala ditandai dengan demam mendadak 2 sampai 7 hari tanpa penyebab yang jelas, lemas/lesu, gelisah, nyeri ulu hati, disertai tanda pendarahan di kulit berupa bintik pendarahan, lembam, kadang-kadang disertai dengan mimisan, berak darah, muntah darah dan kesadaran menurun
Sebagaimana diketahui cara dan pemberantasan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah dengan memberantas nyamuk penularnya, karena vaksin untuk mencegah dan obat untuk membasmi virusnya belum ada.
Cara yang tepat untuk memberantas nyamuk ini adalah dengan membasmi jentik-jentiknya dengan cara PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk). Mengingat nyamuk aedes aegytpy tersebar luas di seluruh tanah air, baik di dalam, di sekitar rumah maupun di tempat-tempat umum. Untuk melaksanakan kegiatan PSN-DBD diperlukan peran serta seluruh masyarakat.
Bila seseorang menderita DBD digigit nyamuk aedes aegypty maka nyamuk tersebut menjadi infektif/menular sepanjang hidup nyamuk (lebih kurang 2-3 bulan) akan menularkan dari satu orang ke orang lain. Biasanya nyamuk menggigit pada siang hari. Ada dua puncak aktivitas menggigit yaitu antara pukul 08.00-10.00 pagi dan siang 16.00-18.00 sore.
Stadium telur, jentik dan pupa hidup di dalam air (Aquatic Phase). Seekor nyamuk setiap kali bertelur lebih kurang 100 butir dan meletakkan telur-telur tersebut di dinding yang lembab di atas permukaan air yang jernih pada wadah/tempat penampungan air. Telur akan dapat bertahan dalam kondisi optimum lebih kurang satu tahun jika tidak terendam air, namun bila terendam air akan langsung menetas. Pertumbuhan dari telur menjadi nyamuk dewasa lebih kurang 9-10 hari.
Tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk dapat dikelompokkan dalam  yaitu :
  1. Tempat perkembangbiakan keperluan sehari-hari seperti : drum, tangki resevoir, tempayan, bak mandi/WC, ember dan lain-lain.
  2. Tempat perkembangbiakan dalam dan sekitar rumah seperti : tempat minum burung, vas bunga, perangkap semut, dan barang-barang bekas (ban, kaleng, botol, plastik).
  3. Tempat perkembangbiakan alamiah seperti : lobang pohon, lobang batu, pelepak daun, tempurung kelapa, pelepak pisang, potongan bambu dan lain-lain.
Pemberantasan nyamuk dewasa dengan penyemprotan/pengasapan menggunakan bahan kimia (insektisida). Penyemprotan dilakukan sekitar rumah penderita bertujuan untuk memutuskan mata rantai penularan, agar nyamuk yang berinfeksi dapat dimusnahkan).
Pemberantasan terhadap jentik aedes aegytpy yang dikenal dengan istilah pemberantasan sarang nyamuk (PSN), dapat dilakukan dengan cara :
  1. Kimia : Cara memberantas jentik aedes aegytpy dengan menggunakan insektisida pembasmi jentik larvasida ini dikenal dengan istilah abatisasi. Larvasida yang biasa digunakan adalah temephos, formulasi temaphos yang digunakan adalah granules (sand granules). Dosis yang digunakan 1 ppm atau 10 gram ( + 1 sendok makan rata-rata) untuk tiap satu 100 liter air. Abatisasi dengan temephos ini mempunyai efek residu 3 bulan.
  2. Biologi : misalnya memelihara ikan pernakan jentik (ikan kepala timah, ikan gupi).
  3. Fisik : Cara ini dikenal dengan kegiatan 3 M (menguras, menutup, mengubur). Pengurusan tempat penampungan air perlu dilakukan secara teratur sekurang-kurangnya seminggu sekali agar nyamuk tidak dapat berkembangbiak di tempat itu.
Apabila PSN ini dilaksanakan oleh seluruh lapisan masyarakat (Pemerintah, LSM, Dunia Usaha dan Keluarga) maka diharapkan kita mampu mencegah penularan penyakit DBD.
Kepadatan nyamuk dapat dibunuh dengan inteksida dan cairan lain yang disebarkan dengan semprotan, penggunaan cahaya perangkap dan sejumlah musuh alami dari nyamuk yang dapat memusnahkan nyamuk dewasa. Penggunaan cahaya perangkap dan sejumlah musuh alami dari nyamuk yang dapat memusnahkan nyamuk dewasa, dapat diperkenalkan kepada masyarakat di lokasi wabah. Perbanyakan dari vektor dapat dicegah dengan penghapusan dan pemusnahan semua tempat perindukan yang potensial. Larva nyamuk dapat dihancurkan dengan menggunakan cairan racun seperti minyak derifat, racun kontak ataupun cara lain yang dapat digunakan juga adalah menciptakan keseimbangan lingkungan.
Pemberantasan nyamuk aedes aegypty didasarkan pada siklus seksual, dimana umur nyamuk harus diusahakan agar lebih singkat dari pada masa inkubasi ekstrinsik sehingga siklus sporogini tidak dapat berlangsung, dengan demikian rantai penularan akan terputus.

0 komentar:

Post a Comment