Tuesday 5 February 2013

C. Hubungan indek masa tubuh ibu menyusui dengan status gizi bayi



Setiap orang pasti ingin mempunyai berat badan ideal dan jauh dari kata gemuk karena gemuk identik dengan sumber berbagai macam penyakit. sebenarnya kapan sih seseorang termasuk dalam kriteria kegemukan? Seseorang termasuk dalam kategori kegemukan bila terjadi ketidak seimbangan antara tinggi badan, berat badan, dan umur. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah bagaimana mengetahui ukuran tubuh yang kegemukan? Secara visual, kegemukan dapat diketahui dengan cara bercermin. Sementara itu, cara lainnya dapat menggunakan alat bantu, yakni timbangan badan dan skin calipers
Solusi mudah untuk mengetahui gemuk tidaknya tubuh seseorang adalah dengan menimbang badan secara teratur, sehingga perubahan berat badan dapat terdeteksi secara dini. Untuk mengetahui berat badan normal, bisa diketahui dengan menghitung indeks massa tubuh (body mass index), yakni dengan cara membagi total berat badan seseorang (dalam kilogram) dengan tinggi badan (dalam meter) kuadrat
Pengaruh Status Gizi Bagi Ibu Menyusui Kebutuhan nutrisi selama laktasi didasarkan pada kandungan nutrisi air susu dan jumlah nutrisi penghasil susu. Ibu menyusui disarankan memperoleh tambahan zat makanan 800 Kkal yang digunakan untuk memproduksi ASI dan untuk aktivitas ibu itu sendiri. Kebutuhan Zat Gizi Ibu Menyusui
Kebutuhan kalori selama menyusui proporsional dengan jumlah air susu ibu yang dihasilkan dan lebih tinggi selama menyusui dibanding selama hamil. Rata-rata kandungan kalori ASI yang dihasilkan ibu dengan nutrisi baik adalah 70 kal/ 100 ml, dan kira-kira 85 kal diperlukan oleh ibu untuk tiap 100 ml yang dihasilkan. Rata-rata ibu menggunakan kira-kira 640 kal/ hari untuk 6 bulan pertama dan 510 kal/ hari selama 6 bulan kedua untuk menghasilkan jumlah susu normal. Rata-rata ibu harus mengonsumsi 2300-2700 kal ketika menyusui.
Protein. Ibu memerlukan tambahan 20 gram diatas kebutuhan normal ketika menyusui. Jumlah ini hanya 16 % dari tambahan 500 kal yang dianjurkan.
Cairan. Nutrisi lain yang diperlukan selama laktasi adalah asupan cairan. Dianjurkan ibu menyusui minum 2-3 liter per hari, dalam bentuk air putih, susu dan jus buah.
Vitamin dan mineral. Kebutuhan vitamin dan mineral selama menyusui lebih tinggi daripada selama hamil.
Dampak Kekurangan Gizi Ibu Menyusui Kekurangan gizi pada ibu menyusui menimbulkan gangguan kesehatan pada ibu dan bayinya. Gangguan pada bayi meliputi proses tumbang anak, bayi mudah sakit, mudah terkena infeksi. Kekurangan zat-zat esensial menimbulkan gangguan pada mata ataupun tulang.
Selama ini sudah diketahui bahwa ASI adalah yang terbaik untuk para bayi dan wanita bisa mendapatkan kembali bentuk tubuhnya seperti sedia kala dengan lebih cepat. Namun belum diketahui bahwa efeknya ternyata bisa berlangsung sepanjang hidup para wanita tersebut. Selain itu, bayi yang diberi ASI juga mengalami lebih sedikit infeksi telinga, alergi, dan lebih rendah terkena risiko kegemukan. Bahkan penelitian lain mengungkapkan bahwa anak-anak yang diberi ASI cenderung lebih sopan dan mempunyai IQ yang lebih tinggi. Sementara para wanita yang menyusui kurang berisiko terhadap kanker payudara.
Seperti dipublikasikan di International Journal of Obesity, the Million Women Study yang dibiayai oleh the Medical Research Council dan Cancer Research UK mendata bahwa 740 ribu wanita akan mengalami menopause. Rata-rata mereka berusia 57 tahun dan mempunyai indeks massa tubuh 26, yang diklasifikasikan sebagai "sedikit kelebihan berat badan".
Memberikan ASI eksklusif seusai melahirkan sudah banyak diakui bisa menjadi cara mudah untuk membuang kelebihan lemak semasa hamil. Keuntungan lain adalah menekan risiko diabetes dan sederet manfaat kesehatan lainnya, baik untuk ibu maupun bayi. Dalam International Journal of Obesity, para peneliti menemukan bahwa semakin sering seorang wanita melahirkan, makin tinggi indeks massa tubuh (IMT) mereka. IMT dikatakan normal jika 18,5-24,9, dan dikatakan obesitas bila tingkat IMT 30 atau lebih.
Kirsty Bobrow dan timnya dari Universitas Oxford, Inggris, mengevaluasi informasi dari 740.000 wanita menopause yang terlibat dalam Britain Million Women Study antara tahun 1996 dan 2001. Rata-rata usia mereka adalah 58 tahun. Setiap partisipan diminta untuk melaporkan tinggi, berat, sejarah melahirkan anak, termasuk menjawab pertanyaan seputar menyusui.
Hasil analisa menunjukkan, semakin sering seorang wanita melahirkan, indeks massa tubuh cenderung lebih tinggi. Di antara mereka yang tidak punya anak, rata-rata BMI adalah 25,6 (mengalami sedikit kelebihan berat badan). Sementara wanita yang memiliki empat atau lebih anak, rata-rata IMT-nya 27,2.
Di antara partisipan yang baru melahirkan, 70 persen memberikan ASI dan melakukannya selama rata-rata 7,7 bulan. Peneliti menemukan bahwa selama enam bulan menyusui, rata-rata level IMT 1 persen lebih rendah. Meskipun penurunannya relatif kecil, tapi dampaknya cukup baik. Para peneliti memiliki beberapa hipotesis tentang mengapa menyusui membantu mengontrol berat badan dalam jangka panjang. Salah satunya adalah tentang apa yang disebut reset hipotesis.  Studi lain menunjukkan, dengan menyusui, lemak tubuh akan lebih banyak terbakar. Tentu saja untuk bisa kembali langsing, menyusui saja tidak cukup. Perhatikan pula pola makan dan aktivitas.
Ibu adalah seorang yang paling dekat dengan anak harus memiliki pengetahuan tentang gizi. Pengetahuan minimal yang harus di ketahui seorang ibu adalah tetang kebutuhan gizi, cara pemberian makan, jadwal pemberian makan pada balita, sehingga akan menjamin anak akan tumbuh dan berkembang dengan optimal.
Untuk membantu menambulangi masalah pemenuhan kebutuhan gizi bayi pada kondisi masyarakat seperti sekarang ini, di perlukan alternatif  pemecahan masalah agar terpenuhi gizi bagi bayi, pemberian makanan tambahan sebagai makanan pendaping ASI harus disesuaikan dengan umur bayi karena itu alternatif pemenuhan gizi bayi pun di sesuaikan dengan umur bayi.
Dalam usia bayi 0-4 bulan, makanan yang paling tepat untuk bayi adalah air susu ibu atau ASI, karena memang komposisi zat gizi  yang ada pada ASI paling tepat  untuk bayi pada usia ini. Pada usia 3 bulan berat badan bayi akan mnejadi dua kali lipat dari berat badan pada waktu lahir. Jadi, bayi akan memerlukan makanan yang lebih banyak. Biasanya sampai usia 4 bulan ASI masih dapat kebutuhan bayi akan zat gizi. Jika pada usia pada 1 bulan pertama produksi ASI mencapai sekitar 500 ml per hari, memasuki bulan kedua dan ketiga produksi asi dapat naik sekitar 650 ml per hari. Penelitian yang dilakukan oleh Blankhart di bogor (1962) menunjukkan produksi ASI rata-rata per hari adalah 320-69 ml pada waktu bayi berusia antara 2-5 bulan. Waktu bayi berusia antara 8-12 bulan, produksi ASI berkisar antar 190-460 ml
Suatu penelitian di madura oleh Sri karjati antar tahun 19 81-1984 menunjukkan bahwa produksi asi pada waktu bayi berusia 1-4 bulan adalah sekitar 600-700 ml, memasuki usia 5 bulan produksi asi tuun menjadi sekitar 600 ml, apabila tiap 100 ml. ASI memberikan 75 kalori, berarti dari ASI bayi hanya akan memperoleh 450 kalori, sedangkan jumlah kebutuhan adalah sekitar 750 kalori, jadi masih kurang sebesar 300 kalori, dan kekurangan ini dapat di penuhi dari makanan tambahan lain.
Bayi usia 9 bulan merupakan usia peralihan kedua dalam pengaturan makanan bayi. Makanan bayi tadinya bertumpu pada ASI sebagai pemberi zat gizi utama, setelah usia 9 akan beralih ke makanan sapihan sebagai pemberi zat gizi utama, sedangkan asi hanya berperan sebagi pelengkap. Pada usia 9 bulan kebutuhan kalori bayi sebesar 850-900 kalori, sedangkan ‘ intake’ kalori dari ASI adalah 350 kal (dari 5900 ml ASI). Sehingga di perlukan tambahan makanan sebesar 450-500 kal.
Masalah dalam menyusun makanan tambahan untuk bayi usia ini adalah bagaimana menyusun  makanan  tersebut sehingga memenuhi kebutuhan bayi akan zat gizi, dengan mutu yang mendekati mutu gizi ASI. Apalagi jika daerah di daerah itu sukar diperoleh bahan makanan sumber protein hewani, baik karena terbatasnya jenis makanan yang ada ataupun karna harganya yang tidak terjangkau.
Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Bila pemberian ASI berhasil baik, maka berat badan bayi akan meningkat, integritas kulit baik, tonus otot serta kebiasaan makan yang memuaskan. Demikian juga Ibu menyusui tidaklah terlalu ketat dalam mengatur nutrisinya, yang terpenting adalah makanan yang menjamin pembentukan air susu yang berkualitas dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya.

0 komentar:

Post a Comment