Friday 25 January 2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI DALAM MENGUNAKAN CAIRAN PEMBERSIH GENITALIA DI SMAN



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menjadi dewasa meliputi perubahan penampilan fisik dan karakteristik fisiologis tubuh yang sangat besar. Perubahan ini ditimbulkan oleh kematangan fisik indifidu yang komplek. Saling berkaitan dan memuncak, serta oleh kemampuan reproduksi. Traspormasi biologis ini dikenal dengan pubertas, dan disertai dengan perubahan besar dalam status psikologis. (Handerson, 2003).
Banyak kaum hawa yang tidak percaya diri dengan area pribadi mereka. Karena itu mereka berlomba-lomba menggunakan sabun pembersih khusus untuk area pribadi. (sehingga mereka mudah tergoda dengan beragam produk yang ditawarkan di iklan (Junita, 2009).
Tinggal di daerah tropis yang panas membuat kita sering berkeringat. Keringat ini membuat tubuh kita lembab, terutama pada organ seksual dan reproduksi yang tertutup dan berlipat. Dalam keadaan normal vagina mempunyai bau yang khas. Tetapi, bila ada infeksi atau keputihan yang tidak normal dapat menimbulkan bau yang mengganggu. Seperti bau yang tidak sedap, menyengat, dan amis yang disebabkan jamur, bakteri atau kuman lainnya. Jika infeksi yang terjadi divagina dibiarkan bisa masuk sampai kerahim (Junita, 2009).
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Amerika mengungkapkan lebih dari 20 juta perempuan Amerika menggunakan cairan pembersih kedalam vagina secara rutin. Sekitar 37% perempuan Amerika yang berusia 15-44 tahun menggunakan cairan pembersih kedalam vagina secara teratur separoh dari perempuan yang menggunakan cairan pembersih kedalam vagina secara teratur seminggu sekali. Data penelitian tentang kesehatan reproduksi wanita menunjukkan 75% wanita di Indonesia pernah menggunakan cairan pembersih dalam vagina yang telah menjadi bagian dari personal higienis mereka yang dilakukan secara rutin. Bahkan yang biasa digunakan adalah (51%) sabun (18%) pembersih cair dengan berbagai merek (Septian, 2009).
Diketahui bahwa perempuan yang secara rutin menggunakan cairan pembersih kedalam vagina cenderung mempunyai lebih banyak masalah yang berhubungan dengan kesehatan vaginanya. Masalah – masalah yang dapat ditimbulkan karena menggunakan cairan pembersih kedalam vagina adalah iritasi vagina, infeksi vagina serta dapat mengalami keputihan minimal satu kali dalam hidupnya.
Untuk menjaga organ intim wanita agar selalu sehat dan juga terhindar dari berbagai macam penyakit kelamin maka hindarilah penggunaan sabun apapun diwilayah vagina dan hindari penggunaan cairan kimia pewangi (cairan yang khusus untuk membersihkan vagina). Karena hal tersebut dapat mengganggu keseimbangan flora dalam vagina. Jika terlalu sering menggunakannya, malah bisa membunuh bakteri baik yang terdapat di vagina. Efeknya justru akan menimbulkan tumbuhnya jamur, sehingga akan timbul gatal-gatal di daerah organ intim. Dan jangan pernah menyemprotkan minyak wangi ke dalam vagina (Septian, 2009).
Terlalu seringnya mencuci vagina ternyata menimbulkan gejala kanker servik. Mencucinya walaupun dengan antiseptic atau deodorant manpu menimbulkan iritasi diserviks, jika pencucian terlalu sering maka dapat menimbulkan iritasi yang berlebihan, dengan begitu akan merangsang terjadinya perubahan sel. Dan pada akhirnya berubah menjadi kanker (Sukaca, 2009).
Pengetauan remaja yang kurang tentang personal hygiene, khususnya dalam merawat daerah genetalia masih sangat kurang. Hal ini dikarenakan, kurangnya informasi yang diterima oleh remaja, kurang informasi dikarenakan remaja tidak memiliki akses yang luas untuk mendapatkan informasi disamping keinginan remaja untuk mendapatkan informasi yang memang kurang (Anonimous, 2004).
Banyak orang tua sendiri kurang mampu untuk memenuhi kebutuhan infoemasi kepada anak remaja mereka. Selain sikap orang tua yang masih krang terbuka tentang seks. Orang tua juga sering memang kurang paham perihal masalah yang satu ini. Pengetahuan terbatas itulah yang menyebabkan orang tua kurang dapat berfungsi sebagai nara sumber dalam pendidikan seks (Said, 2002)
Dengan memberikan informasi – informasi tentang cara – cara mencapai hidup sehat pemeliharaan kesehatan dan cara – cara menghindari penyakit melalui penyuluhan kesehatan dan meningkatkan pengetahuan , sikap dan tindakan kesehatan dalam hal ini perubahan perilaku yang diharapkan akan berdasarkan pengertian dan kedasaran orang yang bersangkutan (Henderson, 2003)

0 komentar:

Post a Comment