Thursday 17 January 2013

Gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Ibu Tentang Balita Sakit



BAB I
PENDAHULUAN


A.        Latar Belakang
Salah satu tujuan pembangunan Nasional adalah membangun manusia seutuhnya, yang terpenuhi kebutuhan lahir batin. Untuk mencapai hal tersebut, di perlukan berbagai usaha antara lain perbaikan gizi masyarakat yang dijadikan sebagai pedoman demi tercapainya kemajuan program Pembangunan Nasional.
Blum (1974) dan Notoadmodjo (2003), menyatakan bahwa derajat kesehatan dipengaruhi oleh faktor keturunan, lingkungan, pelayanan kesehatan dan perilaku. Perilaku manusia sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup sangat luas yang merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk pengetahuan dan sikap tentang kesehatan serta tindakan yang berhubungan dengan derajat kesehatan.
Dalam pembangunan nasional, perhatian terhadap dunia anak-anak tidak dapat diabaikan. Karena anak-anak perlu mendapatkan perhatian sedini mungkin. Di samping ia masih dalam proses pertumbuhan dan perkembangan baik jasmani, kecerdasan, rohani maupun sosialnya. Pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu faktor keturunan, lingkungan sebelum lahir, lingkungan sesudah lahir, serta gizi dan penyakit. (Depkes.RI, 2003)
Anak Bawah Lima Tahun (Balita) menderita Demam mungkin menderita penyakit Malaria, Campak, Demam Berdarah atau penyakit berat lainnya. Demam juga timbul karena hanya menderita batuk pilek saja atau  infeksi virus lainnya. Demam merupakan gejala utama penyakit malaria. Demam bisa timbul sepanjang waktu atau hilang timbul dengan jarak waktu yang teratur. Anak dengan malaria juga mungkin menderita anemia kronis  atau menderita penyakit demam dan sesak nafas yang merupakan suatu tanda pneumonia. Demam dan ruam yang menyeluruh merupakan tanda-tanda utama penyakit Campak. Sedangkan demam akut 2 sampai 7 hari, lemah, gelisah , nyeri ulu hati diikuti gejala pendarahan dan kecendrungan syok merupakan ciri dari penyakit Demam Berdarah (Depkes RI, 2005).
Menurut WHO, kriteria untuk menentukan bahwa kematian pneumonia pada balita masih dinyatakan di suatu negara/wilayah adalah apabila angka kematian berada di atas 40/1000 balita atau proporsi kematian akibat pneumonia pada balita di atas 20 % (Depkes RI, 2005).
Penyebab kematian utama pada anak Bawah Lima Tahun (Balita) di Indonesia menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 yang diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Depertemen Kesehatan Republik Indonesia adalah disebabkan oleh penyakit Diare 25,2 %, Penyakit Pneumonia 15,5 %, Penyakit Minigitis/ensefalitis 8,8 %, Penyakit Demam Berdarah Dengue 6,8 %, Penyakit Campak 5,8 %, Penyakit Tuberculosis (TBC) 3,9 %, Penyakit Malaria 2,9 %, Semua penyakit ini merupakan penyakit yang disertai dengan demam (Mediakom, edisi XV Desember 2008).
 Infeksi pernafasan akut (ISPA) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama. Hal ini disebabkan masih tingginya angka kematian ISPA, karena pneumonia pada bayi dan anak balita. (DepKes RI, 2002)

Pola pengasuhan anak balita sangat tergantung pada nilai-nilai yang dimiliki keluarga itu. Di Indonesia peran perawatan dan pengasuhan anak lebih banyak dipegang oleh istri atau ibu meskipun pendidikan anak adalah tanggung jawab bersama, Walaupun demikian perubahan status istri atau ibu menjadi wanita karier dapat mempengaruhi tugas pengasuhan ini. Dalam menangani anak bila demam usia dan pengalaman orang tua sebelumnya dalam merawat anak akan lebih rilek dalam menghadapi anak balita sakit.

0 komentar:

Post a Comment