Wednesday 16 January 2013

Efektifitas Komunikasi Guru dan Siswa Dalam Menunjang Proses Pembelayaran IPS Terpadu Di Kelas VIII SMP Negeri



PENDAHULUAN


1 Latar Belakang Masalah
Anak usia sekolah atau siswa mempunyai peran yang penting dalam pembangunan bangsa dan negara, karena mereka merupakan generasi penerus yang diharapkan dapat membangun dan menghasilkan karya-karya yang berguna bagi negara. Di tangan siswa inilah bagaimana perkembangan suatu negara ditentukan. Anak-anak yang terdidik, berdisiplin, dan berkualitas secara intelektual, mental dan spiritual akan mampu berkompeten dalam menjalankan roda kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga kelangsungan dan martabat bangsa dapat terjamin.
Pendidikan merupakan usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari segala perbuatannya. Pendidikan juga sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.
Untuk meningkatkan hasil pembelajaran seorang guru membutuhkan suatu data yang baik tentang kemampuan siswa dalam menerima materi yang di ajarkan, untuk mengetahui sejauh mana siswa telah memahami isi materi yang disampaikan dan sejauh mana siswa dapat mengembangkan materi tersebut maka dibutuhkan penilaian tentang materi tersebut, yaitu dengan mengunakan perangkat evaluasi, baik pre test, post test maupun tugas, dengan didapatkan hasil dari setiap evaluasi yang diberikan akan memberikan gambaran yang jelas bagi guru untuk merencanakan metode pengajaran pada materi pelajaran berikutnya.
Prinsip-prinsip modern juga menuntut agar kegiatan belajar mengajar harus dapat mengembangkan ilmu pengetahuan secara lebih luas, untuk dapat mengolah, menggunakan nilai dan mengkomunikasikan hasil belajar dengan baik. Dengan demikian kemudahan akan timbul di pihak pengajar dan siswa-siswa pun memperoleh hasil belajar yang maksimal. Dengan menyadari akan tujuan dan pentingnya pengajaran IPS, maka keberhasilan siswa dapat tergantung kepada pendidik untuk membawa siswa ke tingkat kematangan. Oleh sebab itu, tidak hanya guru yang baik, tetapi juga pada penggunaan metode yang tepat. Dalam hal ini guru harus dapat mengenal dan menguasai berbagai jenis metode dalam mengajar IPS. Salah satu metode mengajar adalah  metode tanya jawab merupakan metode yang menekankan penjelasan atau menerangkan materi pelajaran dari guru kepada siswa menggunakan perantara atau media lainnya. Keaktifan metode tanya jawab tidak murni terletak pada guru. Dalam hal ini siswa melakukan belajar sambil mendengarkan (learning by listening).
Komunikasi merupakan sarana utama mentransfer informasi, namun pengunaan komunikasi yang salah akan mengakibatkan informasi yang di transfer tidak dapat diterima secara utuh bahkan mengakibatkan terjadinya perbedaan pengertian dari informasi tersebut. Dalam mentrasfer ilmu kepada siswa kesalahan dalam komunikasi akan berakibat siswa mendapatkan pengetahuan yang keliru, efektifitas komunikasi dalam pemberikan pembelajaran sebaiknya mengacu kepada kemampuan siswa dan latar belakang yang umumnya dimiliki siswa, dengan komunikasi yang dimengerti oleh siswa secara baik akan memberikan dampak pengetahuan yang optimal bagi siswa. Dalam kenyataan dilapangan terjadinya kesenjangan antara komunikasi yang dilakukan guru dengan kemampuan siswa dalam menyerap informasi, hal ini dikaranakan siswa berasal dari lingkungan yang berbeda, dengan pengalaman yang berbeda, dengan latar belakang yang berbeda dan dengan pengunaan bahasa sehari hari dilingkungan rumah yang berbeda sehingga melahirkan persepsi yang berbeda pula, mengakibatkan kemampuan mengartikan kata-kata menjadi berbeda yang pada akhirnya memberikan pengertian yang berbeda dan tentu pengetahuan yang didapat berbeda pula.
Berdasarkan kondisi diatas maka penulis berminat untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Efektifitas Komunikasi Guru dan Siswa Dalam Menunjang Proses Pembelayaran IPS Terpadu Di Kelas VIII SMP Negeri”.
2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu “Adanya Efektifitas Komunikasi Guru dan Siswa Dalam Menunjang Proses Pembelayaran IPS Terpadu Di Kelas VIII SMP Negeri”.
3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah hubungan Efektifitas Komunikasi Guru dan Siswa Dalam Menunjang Proses Pembelayaran IPS Terpadu Di Kelas VIII SMP Negeri.


4 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat, yaitu:
a.       Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memperkaya khasanah kepustakaan pendidikan, khususnya mengenai efektifitas komunikasi antara guru dan siswa dalam menunjang proses pembelajaran IPS terpadu dan sebagai bahan masukan bagi mahasiswa yang berminat menindak lanjuti penelitian ini dengan mengambil kancah penelitian yang berbeda dan dengan sampel yang lebih besar.
b.      Bagi guru bidang studi, khususnya guru IPS sebagai bahan masukan agar lebih dapat memahami anak didiknya dalam berkomunikasi dengan siswa dalam pembelajarannya untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
5 Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah Adanya hubungan Efektifitas Komunikasi Guru dan Siswa Dalam Menunjang Proses Pembelayaran IPS Terpadu Di Kelas VIII SMP Negeri.
6 Ruang Lingkup Penelitian
Sesuai dengan penelitian, maka penelitian ini memusatkan perhatian pada masalah komunikasi yang efektif abtara guru dan siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu, dengan cara memberikan perhatian yang lebih khusus dalam hal berkomunikasi antara guru dan siswa agar lebih baik dalam memperoleh prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu.



7 Operasional Variabel
a. Komunikasi adalah pertukaran pikiran atau keterangan dalam rangka menciptakan rasa saling mengerti serta saling percaya demi terwujudnya hubungan yang
b. Guru bertugas membimbing dan mengarahkan cara belajar siswa agar mencapai hasil yang optimal. Besar kecilnya peranan guru akan tergantung pada tingkat penguasaan materi, metodologi, dan pendekatannya
c. Siswa adalah sekelompok orang dengan usia tertentu yang belajar baik secara kelompok atau perorangan. Siswa juga disebut murid atau pelajar. Ketika kita bicara mengenai siswa maka fikiran kita kan tertuju kepada siswa di lingkungan sekolah, baik sekolah dasar maupun menengah. Dilingkungan sekolah dsar masalah-masalah yang muncul belum begitu banyak, tetapi ketika memasuki lingkungan sekolah menengah maka banyak sekali masalah-msalah yang muncul karena anak atau siswa sudah menepaki masa remaja. Siswa sudah mulai berfikir tentang dirinya sendiri, bagaimana keluarganya, teman-teman pergaulannya dan sebagainya. Pada masa ini seakan mereka tidak  memikirkan akibatnya. Hal inilah yang diperhatikan oleh keluarga dan tentu saja pihak sekolah.
8 Kajian Pustaka
8.1. Mengajar
Mengajar adalah suatu kegiatan agar proses belajar mengajar dapat terjadi. Muhammad Ali menyebutkan bahwa "Mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan". Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sasaran akhir dari proses belajar mengajar adalah siswa belajar. Oleh karena itu usaha apapun dapat dilakukan, asalkan usaha itu disengaja dengan penuh rasa tanggung jawab sehingga mengantarkan siswa menuju pencapaian tujuan.
8.2. Komunikasi yang efektif
Komunikasi yang efektif  hanya akan berlangsung apabila setiap individu memperlakukan individu yang lain sebagai subjek yang dilakukan dalam bentuk saling menghormati, saling menghargai dan saling mempercayai. Perlakukan sebagai subjek antar individu memungkinkan terwujudnya human relationship yang efektif, yang hanya dapat terjadi bila mana setiap personal menyadari dan memainkan peranan sesuai dengan pasisinya masing-masing
Agar terjadi komunikasi yang efektif antara pihak satu dengan pihak yang lain, antara kelompok satu dengan kelompok yang lain atau seseorang dengan orang lain diperlukan keterlubatan beberapa unsur komunikasi yakni:
1)      Sumber (Komunikator)
2)      Pesan (Masage)
3)      Media
8.3. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Selain itu prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Berdasarkan hal itu, prestasi belajar siswa dapat dirumuskan sebagai berikut:
1) Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah.
2) Prestasi belajar siswa tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis dan evaluasi.
3) Prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya.
Sedangkan prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai dari usaha belajar terhadap nilai akhir mata pelajaran ekonomi yang diterima di sekolah, yang dinyatakan dalam bentuk angka.
9 Metode Penelitian
Sehubungan dengan masalah yang penulis teliti, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif untuk menggambarkan situasi dan kenyataan yang ada,  sebagaimana yang dikemukakan oleh Winarno Surachman yaitu “Metode deskriptif adalah menunjukkan dan menafsirkan data yang ada, misalnya tentang situasi yang dialami, suatu hubungan kegiatan, pandangan,sikap yang Nampak atau tentang suatu proses yang sedang bekerja, kelainan yang sedang meruncing dan sebagainya.”


9.1 Lokasi dan waktu penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat melakukan penelitian oleh peneliti sedangkan waktu penelitian adalah jangka waktu yang dihabiskan dalam penelitian terkait dengan hal tersebut maka peneliti mengambil lokasi pada SMP Negeri Kelas VIII, waktu penelitian disesuaikan dengan jadwal sekolah dan penelitian ini dilaksanakan tanggal ---- Bulan ---- 2012.
9.2 Populasi dan sampel
Berhasil tidaknya  suatu penelitian dilaksanakan dengan baik sampai dengan mendapatkan hasilnya sangat erat kaitannya dengan populasi dan sampel penelitian yang digunakan begitu pula dengan perhitungan-perhitungan dalam pengelolaan data hasil penelitian.
“Populasi adalah keseluruhan dari sasaran objek penelitian. Penelitian tidak mungkin dilaksanakan apabila tidak ada populasi atau objek yang diteliti.” Populasi yang penulis tetapkan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri Tahun Ajaran 2011/2012 Kelas VII yang berjumlah 129 siswa, terdiri dari 58 siswa laki-laki dan 71 siswa perempuan.
Mengingat jumlah populasi cukup banyak, maka penulis tidak mengambil seluruh anggota populasi melainkan mengambil sampel yaitu 25% dari jumlah seluruh siswa Kelas VII SMP Negeri. 25% x 129 = 33,22. Sehingga sampel dalam penelitian ini ditetapkan 33 orang siswa dan diambil dari kelas VII/a yang jumlah siswanya 33 orang.
Pengambilan sampel ini sesuai dengan pendapat Suharsini Arikunto yaitu “Apabila subjek penelitian kurang dari seratus orang lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya menjadi penelitian populasi, jika jumlah objeknya maka dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih.”.
7.3 Teknik pengumpulan data
Untuk mendapatkan data-data yang berhubungan dengan pembahasan ini penulis menggunakan tehnik pengumpulan data sebagai berikut:
1.    Metode Penelitian Kepustakaan (Library Reasearch)
Metode penelitian kepustakaan dapat digunakan untuk mengumpulkan teori-teori dengan membaca sejumlah leteratur yang berhubungan dengan pembahasan ini, yang menunjang terhadap penulis skripsi ini.
Dalam hal ini pentingnya metode kepustakaan adalah sebagaimana yang dikemukakan oleh Winarno Surachman yaitu : “Penyelidikan biografi tidak dapat diabaikan sebab disinilah penyelidik berusaha menemukan keterangan masalah yakni teori yang dipakai, pendapat para ahli mengenai aspek itu, penyelidikan yang sedang berjalan ataupun masalah-masalah yang disarankan oleh ahli-ahli.”
Dengan demikian penelitian kepustakaan ini sangatlah penting karena merupakan landasan tioritis untuk menunjang peneliti dalam melaksanakan dan menyusun skripsi ini.
2.        Metode Penelitian Lapangan (Field Research)
Untuk memperoleh data yang objektif dan terpecaya, penulis mengadakan penelitian kelapangan atau ketempat yang dipusatkan sebagai objek penelitian ini, penulis menggunakan tekhnik dan instrument penelian sebagai berikut :
a.       Observasi, yaitu tekhnik penelitian yang dilakukan dengan cara mengamati langsung ke lokasi dimana penelitian itu dilakukan.
b.      Wawancara, yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dikumpulkan data yang digunakan untuk memperoleh informasi yang lengkap dengan berdialog langsung dengan objek penelitian.
c.       Angket, yaitu suatu tekhnik yang digunakan untuk memperoleh informasi secara langsung dengan jalan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan terlebih dahulu secara tertulis.
1.7.4 Teknik pengolahan data
Sesuai dengan metode dan instrumen penelitian ini, maka metode untuk mengolah data dalam penelitian ini digunakan uji statistik koefesien korelasi product moment dari Kacl Person, menurut Arikunto.
rn
Keterangan:
rn = indek korelasi antar variabel
X    = Skore rata-rata X
Y    = Skore rata-rata Y
∑X = Jumlah skor rata-rata X
∑Y = Jumlah skore rata-rata Y
N    = Jumlah sampel

Angka korelasi berkisar antara -1 s/d +1. Semakin mendekati 1 maka korelasi semakin mendekati sempurna. Sementara nilai negative dan positif mengindikasikan arah hubungan. Arah hubungan yang positif menandakan bahwa pola hubungan searah atau semakin tinggi A menyebabkan kenaikan pula B (A dan B ditempatkan sebagai variabel)
Secara umum menggunakan angka signifikansi sebesar 0,01; 0,05 dam 0,1. Pertimbangan mengunakan angka tersebut didasarkan pada tingkat kepercayaan (confidence interval) yang diinginkan oleh peneliti. Angka signifikasi sebesar 0,01 mempunyai pengertian bahwa tingkat kepercayaan atau bahasa umumnya keinginan kita memperoleh kebenaran dalam riset ini adalah sebesar 99%, jika angka signifikasi sebesar 0,05, maka tingkat keperjayaan adalah sebesar 95%, jika angka signifikasi sebesar 0,1 maka angka kepercayaan adalah sebesar 90%.
Interprestasi angka korelasi menurut adalah:
0          -           0,199 : Sangat lemah
0,20     -           0,399 : Lemah
0,40     -           0,599 : Sedang
0,50     -           0,799 : Kuat
0,80     -           1,0     : Sangat Kuat

0 komentar:

Post a Comment