Thursday 1 August 2013

Perkiraan Hemoglobin pada Kehamilan



Pemekirsaan hemoglobin (Hb) secara rutin selama kehamilan merupakan kegiatan yang umumnya dilakukan untuk mendeteksi anemia . Namum ada kecendrungan kegiatan itu tidak dilaksanakan secara optimal selama masa kehamilan . perubahan fisiologis yang terjadi dalam masa kehamilan mengakibatkan penurunan Hb secara progesif sampai sekitar minggu ke 30 , yang secara fisiologis masih normal. Perubahan normal ini dikenal sebagai hemodilusi (Mahomed dan Hylten,1989 ) dan biasanya mencapai titik terendah pada kehamilan minggu ke 30 . oleh karena itu pemeriksaan Hb dianjurkan untuk dilaksanakan pada awal kehamilan dan diulang kembali pada minggu ke 30 untuk mendapat gambaran akurat tentang status Hb (Hylten 2009 ).
Hemodifusi fisiologis dianggap sebagai suatu tanda kehamilan normal , dalam kaitannya dengan hasil kehamilan yang baik bagi janin ( yaitu berat lahir sesuai dengan umur kehamilan ). Apabila tidak terjadi proses hemodilusi , yang ditandai oleh kadar Hb yang tinggi , dapat diindikasikan adanya gangguan pada perubahan fisiologis akibat ternganggunya sirkulasi darah plasenta yang dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin (sagen 2007 ).
Kader Hb 11 gr% dianggap sebagai batas normal terendah dalam masa kehamilan namun demikian batasan – batasab lain sering digunakan dalam mendefinisikan anemia dalam kehamilan. Banyak batasan – batasan tersebut tidak mempunyai bukti yang jelas secara ilmiah untuk mendukung penggunaannya. Batasan tersebut belum jelas kaitannya dengan umur kehamilan. Walaupun Hb pada masa kehamilan dibawah 10 g % ( 11 g% pada ibu dengan gizi baik ), dikatakan rendah , namun masih sedikit bukti ilmiah yang konsisten dalam penanggulangannya sesuai dengan tingkat kader Hb yang ada.
Untuk saat ini anemia dalam kehamilan di indonesia ditetapkan  dengan kadar Hb  < 11 g% pada trisemister I dan III atau Hb  < 10.5 g % pada tri semister II, sehingga prevalensi anemi pada kehamilan di indonesia relatif tinggi (63,5 %) (Manuaba, 2008)
Pemeriksaan kadar Hb terbaik adalah dengan menggunakan spektrofotometer sehingga pemeriksaan secara Sahli dan Talguist hanya merupakan alternatif pemeriksaan dilapangan. Namun pada kenyataan dilapangan pemeriksaan kadar Hb menggunakan metode Sahli karena memang itu alat yang tersedia di institusi kesehatan terdepan yakni Puskesmas (Manuaba, 2008)
7.  Penyebab Hemoglobin (Hb) Rendah dalam Kehamilan.   
Penyebab utama rendahnya hemoglobin (Hb) dalam kehamilan adalah defisiensi besi terutama bila hanya terjadi anemia ringan. Pada Hb di bawah 9 g % dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan lebih teliti, karena masih adanya kem ungkinan penyebab lain diluar kekurangan besi (Mahomed dan Hytten 2009). Pada umumnya seorang ibu hamil dengan Hb rendah harus diberikan seplementasi besi, meskipun ada sebab lain seperti cacing dan malaria yang harus dipertmbangkan untuk menentukan langkah tindak lanjut yang sesuai.
Telah dikemukakan bahwa pemberian suplementasi besi rutin pada ibu hamil dengan gizi baik hanya memberi efek yang terbatas pada peningkatan Hb (Mahomed dan Hylten 2009 ). Hasil penelitian mutakir menganjurkan pemberian besi secara rutin hanya dilakukan pada ibu hamil yang telah terbukti menderita anemia (Mahommed 2003). Namun di negara – negara yang mengalami kekurangan gizi , suplemen gizi masih dinajurkan , karena sering kali sulit untuk memperkirakan secara tepat kadar Hb Ibu hamil.
Anjuran program nasional indonesia adalah pemberian 60 mg/hari elemenlat besi dan 50 g asam folat untuk profilasis anemia. Program Depertemen Kesehatan R I memberikan 90 tablet besi selama 3 bulan. Beberapa jenis makanan tertentu dapat mempengaruhi daya serap tubuh terhadap zat besi. Khususnya tembakau, teh dan kopi diketahui mengurangi penyerapan besi. Oleh karena itu ibu hamil yang mendapat suplementasi besi dianjurkan untuk menggindari  tembakau, teh dan kopi terutama sekitar waktu makan . Makanan lain seperti protein dan vitamin C dapat membantu penyerapan. Oleh karena itu harus disarankan untuk mengkonsumsi pangan yang kaya akan protein dan vitamin C (Depkes RI, 2004)

0 komentar:

Post a Comment