Monday 19 August 2013

Manajemen Kebidanan pada Bayi Baru Lahir dengan Ikterus



1.      Pengertian
Ikterus Neonatorum adalah menguningnya skelera, kulit atau jaringan lain akibat penimbunan bilirubbin dalam tubuh. Keadaan ini merupakan tanda penting penyakit hati atau kelainan fungsi hati, saluran empedu dan penyakit darah. bila kadar bilirubbin melebihi 2 mg% maka ikterus akan terlihat. Namun pada neonatus ikterus masih belum terlihat meskipun kadar bilirubbin darah sudah melampaui 5 mg%. Ikterus terjadi karena peninggian kadar bilirubin indirek atau kadar bilirubin direk.
 Sedangkan menurut Manuaba ikterus dapat disebabkan hemolisis darah janin dan selanjutnya diganti menjadi darah dewasa. Penghancuran darah janin inilah yang menyebabkan ikterus fisiologi. Sedangkan bila kadar bilirubin indirek bayi cukup bulan diatas 15 mg% dan bayi belum cukup bulan diatas 10 mg% dapat disebut dengan Ikterus Neonatorum.
Kelahiran hidup (Live Birth) ialah keluarnya hasil konsepsi secara sempurna dari ibunya tanpa memandang lamanya kehamilan, dan sudah terpisah dari ibunya bernafas atau menunjukan tanda – tanda kehidupan seperti denyutan tali pusat atau pergerakan otot, tidak peduli apakah tali pusat telah dipotong atau belum
2.      Etiologi
          Etiologi ikterus disebabkan oleh beberapa factor, secara garis besar dapat dibagi sebagai berikut
a)      Produksi yang berlebihan, lebih dari kemampuan bayi untuk mengeluarkannya misalnya pada: hemolisis yang meningkat pada inkompatibilitas darah Rhesus, golongan A, golongan B, golongan O, golongan darah lainnya, devisiensi enzim Glukoma-6-phosphat dehidrogenase (G6PD), Pyruvate kinase, perdarahan tertutup dan sepsis.
b)      Gangguan dalan proses uptake dan konjugasi hepar. Ganggunan ini dapat disebabkan oleh immaturitas hepar, kurangnya substrat untuk konjungasi bilirubin, gangguan fungsi hepar  akibat asidosis, hipoksia dan infeksi  atau tidak terdapatnya enzin glukoronil transferase (Criggler Najjar syndrome) Penyebab lain adalah difisiensi protein Y dalam hepar yang berperan penting dalam uptake bilirubin ke sel – sel hepar.
c)      Gangguan dalam transportasi bilirubin dalam darah terikat oleh albumin kemudian diangkut ke hepar. ikatan bilirubin dengan albumin ini dapat dipengaruhi oleh obat-obatan misalnya salisilat, sulfafurazole. difisiensi albumin menyebabkan lebih banyak terdapatnya bilirubin indirek yang bebas dalam darah yang mudah melekat ke sel otak.
Gangguan dalam ekskresi, gangguan ini dapat terjadi akibat obstruksi dalam hepar atau diluar hepar biasanya akibat infeksi atau kerusakan hepar oleh penyebab lain.    
3.      Patofisiologi
          Pada janin hepar belum banyak berfungsi karena bilirubin dikeluarkan oleh janin melalui plesenta dalam bentuk bilirubin inderek. skema metabolisme dengan sedikit modifikasi. metabolism bilirubin mempunyai tingkatan sebagai berikut.
a)      Produksi
Sebahagian besar bilirubin terbentuk sebagai akibat degradasi hemoglobin. Tingkat penghancuran hemoglobin ini pada neonatus lebih tinggi dari pada neonatus yang lebih tua . Bilirubin indirek yaitu bilirubin yang beraksi tidak langsung dengan zat warna diazo (reaksi Hymens v.d Bergh), yang bersifat tidak larut dalam air tetapi larut dalam lemak.
b)      Transportasi
Bilirubin inderek kemudian diikat oleh albumin ke hepar. Uptake bilirubin oleh hepar dilakukan oleh protein Y dan Z. 

c)      Konjugasi
Di dalam hepar bilirubin ini mengalami proses konjugasi yang membutuhkan energy dan enzim glukoromil transferase. sesudah mengalami proses ini bilirubin berubah menjadi bilirubin direk. 
d)      Ekskresi
Bilirubin direk kemudian diekresi ke usus dan sebahagian  dikeluarkan dalam bentuk bilirubin dan sebahagian lagi dalam bentuk sterkobilin. bila terjadi hambatan pada peristaltis usus misalnya pada pemberian makanan yang agak terlambat atau hal hal lain maka oleh pengaruh enzim B glukoronidase, bilirubin sebahagian dirubah menjadi bilirubin indirek yang kemudian diserap ke siskulasi darah.
Bilirubin ini kemudian diangkut ke hepar untuk diproses lagi. Sirkulasi ini disebut sirkulasi enterohepatik. pada janin sebahagian bilirubin yang diserap kembali itu di ekresi melalui plasenta. Pada bayi baru lahir ekskresi melalui plasenta terputus. Pada janin ekskresi inilah yang utama. karena itu bila fungsi hepar belum matang atau terdapat gangguan dalam fungsi hepar akibat hipoksia, asidosis atau bila terdapat kekurangan enzim glukoromil transferase atau kekurangan glukosa, maka kadar bilirubin indirek dalam darah dapat meninggi.
Bilirubin indirek yang terikat albumin sangat tergantung pada kadar albumin dalam serum. Pada bayi kurang bulan di mana kadar albumin biasanya rendah, dapat dimengerti bila kasar bilirubin indirek yang bebas itu dapat meningkat. Peningkatan kadar bilirubin indirek yang bebas itu dapat berbahaya karena bilirubin bebas inilah yang dapat melekat pada sel-sel otak. inilah yang menjadi dasar pencegahan kern-ikterus denga memberikan albumin atau plasma. Bila kadar bilirubin indirek mencapai 20 mg% pada umumnya kapasitas maksimal pengikatan bilirubin oleh Bayi baru lahir yang mempunyai kadar albumin normal telah tercapai (         

0 komentar:

Post a Comment