Thursday 9 May 2013

Peningkatan Proses Belajar Mengajar Bidang Studi Ekonomi Dengan Metode Diskusi Kelompok Pada SMP Negeri



1 Latar Belakang Masalah
Pencapaian nilai standar kelulusan menjadi lebih berat bagi siswa sejak pemerintah menaikan standar kelulusan sebesar 5,50 di tahun 2009 diperlukan kerja keras dari seluruh elemen untuk memperhatikan dan berbuat semaksimal mungkin agar dapat bersaing dengan negara-negara lain yang sudah semakin maju. Namun, hal ini terasa sangat berat karena negara kita melihat nilai standar kelulusan tersebut sebagai beban bukan sebagai motivasi untuk terus bergerak maju, dan di sini faktor utama yang paling dominan untuk melakukan perubahan itu di awali dengan adanya guru-guru yang mampu untuk dapat mewujudkan nilai standar kelulusan  tersebut.
Mengubah suatu bangsa menjadi bangsa yang terhormat dan disegani tentulah tidak mudah, namun bukan hal mustahil jika bangsa tersebut mampu menanamkan pondasi yang kuat untuk tegaknya bangsa. Untuk dapat menanamkan pondasi yang kuat diperlukan suatu proses pendidikan yang mampu merubah cara pandang bangsa dari yang konvensional menjadi modern dalam arti proses pendidikan itu harus mampu menghasilkan Out Put yang memiliki kompetensi unggul di bidangnya.
Guru yang merupakan salah satu pelaku dalam proses pendidikan harus memiliki kemampuan dalam merencanakan dan melaksanakan Proses Belajar Mengajar. Kemampuan ini akan menjadi bekal guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pengajar. Karena itu pendidikan menjadi proses jangka panjang yang memerlukan perencanaan matang, meliputi : mengkoordinasikan unsur-unsur tujuan, bahan pengajaran, kegiatan belajar mengajar, metode dan alat bantu mengajar serta penilaian.
Peranan siswa atau peserta didik dalam Proses Belajar Mengajar turut menentukan keberhasilan dari proses tersebut sehingga siswa perlu diberikan motivasi agar tumbuh minat yang besar dalam hatinya untuk terlibat langsung dalam proses belajar mengajar agar memperoleh hasil sesuai dengan harapan. Tidak sedikit siswa yang enggan belajar pada materi-materi tertentu karena dianggap tidak diperlukan, seperti pada pelajaran ekonomi khususnya pokok bahasan koperasi. Bagi siswa materi koperasi dianggap sebagai materi yang hanya sekedar diketahui saja, padahal sesungguhnya belajar koperasi harus dipahami secara mendalam agar para siswa nantinya setelah lulus mampu memberikan kontribusi pada perkembangan koperasi yang ada di Indonesia umumya. Karena kita ketahui bersama bahwa keberadaan Koperasi yang merupakan soko guru perekonomian bangsa Indonesia belum memiliki pengaruh besar terhadap perekonomian dibandingkan dengan Badan Usaha lainnya. Akhirnya menjadi tugas Guru untuk menerapkan suatu metode pengajaran yang tepat agar mampu menumbuhkan minat siswa dalam belajar sehingga hasil yang diharapkan benar-benar dapat dicapai secara maksimal.
Prinsip-prinsip modern juga menuntut agar kegiatan belajar mengajar harus dapat mengembangkan ilmu pengetahuan secara lebih luas, untuk dapat mengolah, menggunakan nilai dan mengkomunikasikan hasil belajar dengan baik. Dengan demikian kemudahan akan timbul di pihak pengajar dan siswa-siswapun memperoleh hasil belajar yang maksimal. Dengan menyadari akan tujuan dan pentingnya pengajaran ekonomi, maka keberhasilan siswa dapat tergantung kepada pendidik untuk membawa siswa ke tingkat kematangan. Oleh sebab itu, tidak hanya guru yang baik, tetapi juga pada penggunaan metode yang tepat. Dalam hal ini guru harus dapat mengenal dan menguasai berbagai jenis metode dalam mengajar ekonomi.
Salah satu metode interaksi edukatif yang dewasa ini menjadi strategi mengajar dengan kurikulum KTSP adalah metode diskusi. Metode diskusi kelompok yaitu pembelajaran yang melibatkan unsur-unsur siswa itu sendiri, sehingga siswa dapat berinteraksi dalam menyelesaikan tugas-tugas yang sulit. Metode diskusi mempunyai keuntungan antara lain:
1)Mempertinggi peran serta secara perseorangan,
2)Mempertinggi peran serta kelas secara keseluruhan
3) Memupuk sikap saling menghargai pendapat orang lain. (Sukarno,1977:17)

Diskusi kelompok dapat dilakukan antara guru dengan seluruh siswa, guru dengan sekelompok siswa, siswa dengan siswa dalam kelompok dan siswa dengan siswa dalam kelas. Dengan demikian yang dapat menjadi pemimpin tidak hanya guru, tetapi lebih baik jika guru membimbing siswa agar mmpu memimpin diskusi, kalau demikian guru dapat dikatakan berhasil. Dalam metode diskusi kelompok inilah terjadi proses interaksi antara dua individu atau lebih dalam pemecahan masalah. Dalam diskusi kelompok ini proses interaksi antara dua individu atau lebih, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah yang dapat terjadi, yang semuanya aktif sebagai pendengar saja, mengajar dengan metode seperti ini dapat membuka cakrawala berpikir bagi siswa  secara aktif dan kreatif.
Metode diskusi kelompok yang menekankan pada interaksi antara siswa dengan orang lain diskusi kelompok merupakan metode belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil, saling membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran, memriksa dan memperbaiki jawaban teman, serta kegiatan lainnya dengan tujuan untuk mencapai prestasi belajar yang gemilang. Nur (1999:46) berpendapat bahwa :
Pembelajar diskusi kelompok yaitu pembelajaran yang melibatkan unsur-unsur siswa itu sendiri, sehingga siswa dapatr berinteraksi dalam menyelesaikan tugas-tugas yang sulit. Pembelajaran diskusi kelompok merupakan cara proses belajar siswa yang dalam satu kelompok setiap individu saling membantu terhadap yang lain dalam kelompoknya sehingga tercapai tujuan bersama.

Berdasarkan uraian di atas dapatlah dikatakan bahwa metode diskusi kelompok dalam mengajar sangat diperlukan bagi seorang guru, karena dengan metode diskusi kelompok siswa dapat mempertinggi partisipasi secara individual dan dapat mempertinggi kegiatan kelas secara keseluruhan. Penggunaan metode ini perlu terlebih dahulu pengarahan oleh guru yang bersangkutan, sehingga proses pelaksanaannya tidak menimbulkan masalah atau perlu ketertiban yang khusus.
Namun bagaimana dengan siswa yang dominan belajar sendiri segala sesuatu banyak dikembangkan oleh dirinya sendiri tanpa bantuan teman yang lain. Kita ketahui bahwa siswa yang belajar sendiri lebih banyak memeiliki kendala diantaranya ide-ide mengembangkan pelajaran dipikirkan sendiri, tidak ada kritikan yang membangun, lebih besar keragu-raguan dalam mengambil kesimpulan akhir. Apakah hasil belajar siswa tersebut lebih baik dengan berkelompok, untuk dapat mengetahui lebih lanjut perlu dilakukan penelitian.

0 komentar:

Post a Comment