Thursday 9 May 2013

Gambaran Faktor Penyebab Aseptor Mengganti metode Kontrasepsi Suntikan ke metode pil di Bidan Praktek Swasta (BPS)



BAB I
PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang
Salah satu aspek utama dalam penilaian program Keluarga Berencana (KB) adalah kualitas pelayanan yang diberikan. Perbaikan kualitas pelayanan akan memperbesar jumlah peserta KB yang puas dan pada gilirannya akan meningkatkan prevalensi (cakupan Keberhasilan) dan menurunkan tingkat fertilitas (angka Kelahiran). Salah satu faktor yang menentukan dalam pelayanan KB yang berkualitas adalah aspek sumber daya manusia, baik pengelola, pelaksana maupun pemberi pelayanan KB (Saifuddin, 2003).
Pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang berkualitas telah menjadi tuntutan masyarakat, disamping merupakan kewajiban pemerintah dan pemberi pelayanan untuk menyediakannya. Tuntutan pelayanan yang berkualitas ini dipengaruhi dengan semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan, termasuk Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Oleh karena itu, pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi tidak lagi berorientasi pada pencapaian kualitas tetapi beroritentasi pada pemenuhan, permintaan, serta menyediakan pelayanan yang berkualitas. Dengan demikian, program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi diarahkan untuk memaksimalkan akses dan kualitas pelayanan. (Saifuddin, 2003).
Pelayanan keluarga Berencana yang merupakan salah satu didalam paket pelayanan kesehatan reproduksi Essensial perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dengan mutu pelayanan keluarga berencana yang berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan.( BKKBN, 2003)
Metode suntikan KB telah menjadi bagian gerakan keluarga berencana nasional serta peminatnya makin bertambah. Tingginya minat pemakai suntikan KB oleh karena aman, sederhana, efektif, tidak menimbulkan gangguan dan dapat dipakai pada pasca persalinan (Kespro, 2001).
Pemberian kontrasepsi suntikan sering menimbulkan gangguan haid (amenorea), gangguan haid ini biasanya bersifat sementara dan sedikit sekali mengganggu kesehatan. Dapat terjadi efek samping seperti peningkatan berat badan, sakit kepala, dan nyeri panyudara. Efek-efek samping ini jarang, tidak berbahaya, dan cepat hilang. Karena terlambat kembalinya kesuburan, penjelasan perlu diberikan pada ibu usia muda yang ini menunda kehamilan, atau bagi yang merencanakan kehamilan berikutnya dalam waktu dekat. Setelah suntikan dihentikan, haid tidak segera datang, Haid baru akan datang kembali pada umumnya setelah 6 bulan, selama tidak haid tersebut dapat saja terjadi kehamilan. Bila setelah 3-6 bulan tidak juga haid, klien harus kembali kedokter atau tempat pelayanan kesehatan untuk dicari penyebab tidak haid tersebut. Bila klien tidak dapat kembali pada jadwal yang telah ditentukan, suntikan dapat diberikan 2 minggu sebelum jadwal yang ditetapkan, asal saja tidak terjadi kehamilan, klien tidak dibenarkan melakukan hubungan seksual selama 7 hari, atau menggunakan metode kontrasepsi lainnya selama  7 hari. Bila perlu dapat juga menggunakan salah satu kontrasepsi suntikan dan kemudian meminta untuk digantikan dengan kontrasepsi suntikan yang lain, sebaiknya jangan dilakukan. Andaikata terpaksa juga dilakukan, kotrasepsi yang akan diberikan tersebut di injeksi sesuai dengan jadwal suntikan dari kontrasepsi hormonal yang sebelumnya. (http://www.bkkbm.go.id/article_detail)
Ada beberapa faktor yang menyebabkan Aseptor KB tidak melanjutkan penggunaan kontrasepsi suntikan karena adanya keterbatasan seperti sering terjadi gangguan haid, klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk suntikan), tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut, permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering, tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV. Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya kerusakan/kelainan pada organ genetalia, melainkan karena belum habisnya pelepadan obat suntikan dari deponya (tempat suntikan), terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang, pada penggunaan jangka panjang juga menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, hervositas dan jerawat (Sarwono, 2005).

0 komentar:

Post a Comment