Saturday 23 February 2013

Gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Diet Pada Pasien Diabetes Militus Tipe II



Penyakit tidak menular selain disebabkan oleh gaya hidup yang sehat juga karena konsumsi tembakau/rokok, pola makan yang tidak seimbang terutama konsumsi buah dan sayur, kurang bergerak atau aktivitas fisik dan adanya kondisi lingkungan yang tidak kondusif terhadap kesehatan (Interaktif, 2007).
Diabetes militus (DM) adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolisme akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikkroskop elektron (Mansjoer, 2001).
Diabetes militus suatu gangguan dari kelenjer pankreas, kelenjer pankreas adalah organ yang menghasilkan organ yang menghasilkan kelenjer insulin. Menurut perkiraan medis diabetes militus tidak dapat disembuhkan, tetapi hanya bisa di control dengan pengobatan seumur hidup. Kalangan medis kedokteran mencatat bahwa penderita diabetes 25 kali lebih mudah terserang kebutaan, 17 kali lebih mudah terserang penyakit ginjal serta 2 kali lebih mudah terserang penyakit koroner. Terdapat dua jenis penyakit diabetes. Tipe I diabetes yang tergantung pada insulin (Insulin dependen), terjadi pada anak-anak, dan pengobatan memerlukan suntikan insulin. Tipe II (non-insulin dependen) diabetes yang tidak tergantung pada insulin biasanya terjadi pada orang dewasa, dan biasanya bisa dikontrol dengan diet  (Proyogo Utoma, 2005).
Kepatuhan merupakan ketaatan seseorang dalam melasanakan sesuatu kegiatan yang telah ditentukan, juga suatu dorongan dari dalam diri seseorang untuk mematuhi atau menuruti apa yang sudah di perintahkan (George Boeree, 2008). Pada prakteknya kepatuhan didefinisikan sebagai tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh dokter atau paramedis, sebagaimana ketetentuan yang disarankan pada penderita diabetes mellitus, masih banyak pasien diabetes mellitus yang mengalami kegagalan dalam pengobatan, hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya tidak menjalani diit dengan baik. Komplikasi dari penyakit diabetes militus dapat timbul oleh karena ketidak patuhan pasien dalam menjalankan program terapi adalah sebagai berikut, pengaturan diit. olah raga, dan penggunaan obat-obatan. Pada pasien yang dirawat di Rumah Sakit, pengontrolan kadar gula darah dilakukan setiap pagi hari, disini pada pasien yang sudah teratur dengan pola terapi dan diit akan terlihat stabil  tetapi pada pasien yang tidak teratur dengan terapi dan diit pada pagi hari akan ada peningkatan kadar gula darah (Tjokroprawiro,2003)
Diet merupakan kebiasaan dalam jumlah dan jenis makanan dan minuman  yang dimakan seseorang  dari hari kehari, terutama makanan yang telah dirancang untuk memperbaiki kebutuhan individu yang spesifik mencakup atau tidak mencakup makanan tertentu. Diet diabetik merupakan diet yang dianjurkan bagi penderita diabites biasanya terbatas jumlah gulanya atau karbohidrat yang mudah diserap (Dorland, 2012).
Selain mengontrol kadar gula secara teratur, melakukan diet makanan dan olahraga yang teratur menjadi kunci sukses pengelolaaan diabetes. Dalam hal makanan misalnya, penderita diabetes harus memperhatikan takaran karbohidrat. Sebab lebih dari separuh kebutuhan energi diperoleh dari zat ini. Menurut ahli gizi dari SEAMEO-Tropmed UI, ada dua golongan karbohidrat yakni jenis kompleks dan jenis sederhana. Yang pertama mempunyai ikatan kimiawi lebih dari satu rantai glukosa sedangkan yang lain hanya satu. Di dalam tubuh karbohidrat kompleks seperti dalam roti atau nasi, harus diurai menjadi rantai tunggal dulu sebelum diserap ke dalam aliran darah. Sebaliknya, karbohidrat sederhana seperti es krim, jeli, selai, sirup, minuman ringan, dan permen, langsung masuk ke dalam aliran darah sehingga kadar gula darah langsung melejit (Selamihardja, 2005)
Pada tahun 2003 ada lebih dari 150 juta kasus diabetes didunia, dan jumlah ini akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2025 (WHO, 2006). Pada tahun 2003 pasien diabetes di Indonesia berjumlah sekitar 12 juta orang. Berdasarkan penelitian Dokter Krisna tahun 2006 ditemukan bahwa diantara 2606 pasien klinik internis FK Unsyiah/BPK RSUZA Banda Aceh dari Juni 2005 hingga maret 2006, terdapat 900 pasien atau 35 % didiagnosa sebagai penderita Diabetes militus Type II atau disebut juga Non Insulin dependent diabetes mellitus (NIDDM) (Ami, 2008).
Di Indonesia dari seluruh populasi kurang lebih 90% hingga 95% pasien mengalami DM tipe II, Ketidakpatuhan pasien terhadap diet merupakan salah satu kendala dalam terapi DM, Konsumsi makanan alami yang berserat sangat dianjurkan dan mematuhi terapi diet dengan 3J (tepat jadwal, tepat jumlah, tepat jenis) (Tjokroprawiro,2003).
Diabetes militus tidak membutuhkan makanan spesial diabetes atau deatetis. Pemilihan makanan dari semua golongan makanan adalah cara terbaik untuk mendapatkan gizi yang dibutuhkan untuk dapat hidup dengan sehat (Ami, 2008).

0 komentar:

Post a Comment