Monday 4 February 2013

Faktor Pre-eklamsi dan eklamsi



Eklamsi adalah  merupakan kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri atas : hipertensi, proteinuria, dan udema, yang kadang – kadang disertai konvulsi sampai koma. Ibu tersebut tidak menunjukkan tanda – tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya 
Eklamsi adalah pre-eklamsi yang memburuk disertai kejang – kejang. Keadaan ini dapat terjadi pada masa kehamilan khususnya pada trisemister III, pada saat persalinan dan pada masa nifas. Eklamsi mengancam kehidupan ibu dan janin, sehingga merupakan keadaan gawat darurat, komplikasi ini merupakan penyebab kematian ibu tersering setelah pendarahan
Pre–eklamsi berat bila tidak tertangani dengan baik maka menimbulkan eklamsi yang ditandai dengan nyeri kepala didaerah frontal, gangguan penglihatan, mual keras, nyeri diepigastrium, dan hiperrepleksia, bila tidak segera ditangani akan menimbulkan  kejang – kejang. pre-eklamsi ringan jarang sekali menyebabkan kematian ibu, oleh karena itu sebagian besar pemeriksaan anatomi-patologik berasal dari penderita eklamsi yang meninggal. pada pemeriksaan akhir-akhir ini pada pemeriksaan biopsy hati dan ginjal ternyata bahwa perubahan anatomi patogenik pada alat-alat itu pada pre-eklamsi tidak banyak perubahan dari pada yang ditemukan pada eklamsi. perlu dikemukan bahwa tidak ada perubahan hispopatogenik yang khas pada pre-eklamsi dan eklamsi. Faktor penyebab pre-eklamsi adalah tekanan darah tinggi, proteinuria dan udema.
2.2.1. Hipertensi
Hipertensi adalah kondisi ukuran tekanan darah ≥ 140 mmHg (sistolik) dan/atau ≥ 90 mmHg (diastolic). Berdasarkan penyebab hipertensi di bagi menjadi 2 golongan  yaitu hipertensi esensial (Primer) dan hipertensi sekunder (Ami, 2008)
Gejala yang paling sering yang di keluhkan pasien dengan hipertensi antara lain nyeri kepala, gelisah pusing, jantung berdebar kencang, penglihatan kabur, rasa berat ditengkuk mudah lelah dan sulit tidur. secara objektif ini dibuktikan dengan pengukuran tekanan darah.
Hipertensi pada kehamilan merupakan keadaan pada masa kehamilan dengan kenaikan tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg, atau kenaikan tekanan darah sistolik lebih dari 30 mmHg dan atau diastol lebih dari 140/90 mmHg. kenaikan tekanan darah tersebut terjadi akibat kehamilan. Hipertensi pada kehamilan yang sering dijumpai adalah : pre-eklamsi dan eklamsi.
Keadaan ini, terutama pre-eklamsi berat dan khususnya eklamsi, merupakan keadaan gawat karena dapat mengakibatkan kematian ibu dan janin, Namun demikian, pre-eklamsi mudah berubah menjadi pre-eklamsi berat mudah terjadi eklamsi dengan terjadinya kejang.
1.         Pembagian Hipertensi
            Sims Menganjurkan pembagian hipertensi sebagai berikut:
a.    Penyakit Hipertensi
1)    Hipertensi esensial
2)    Penyakit pembuluh darah ginjal (Hipertensi Renovaskuler)
3)    Koarktasio Aoutae
4)   Aldosteronismus primer
5)   Feogromositoma
b.            Penyakit ginjal dan saluran kencing
1)      Glomerulenofritis
2)      Pielonefritis
3)      Lupus Eritematosus
4)      Skleloderma dengan keadaan ginjal
5)      Periarteritis  nodosa dengan kelainan ginjal
6)    Gagal ginjal mendadak
7)   Penyakit Poli Kistik
8)   Nefropatia diabetik
Wanita hamil dengan hipertensi esensial biasanya hanya menunjukan gejala hipertensi tanpa gejala gejala lain. Gejala-gejala sekunder seperti kelainan jantung arteriosklerosis umum dalam otak, penyakit ginjal, perdarahan atau eksudat retina baru timbul apabila penyakitnya sudah lanjut.
Meningkatnya tekanan darah disebabkan oleh meningkatnya hambatan dalam pembuluh-pembuluh darah perifer, terutama akibat vasokontriksi umum.
Sebagian besar berlangsung normal sampai cukup bulan. Pada kira-kira  sepertiga diantara para wanita penderita tekanan darahnya meningkat setelah kehamilan 30 minggu tampa disertai gejala-gejala lain. Kira-kira 20% menunjukan kenaikan yang lebih mencolok dan dapat disertai  satu gejala pre-eklamsi atau lebih, seperti edema, proteinurea, nyeri kepala, nyeri epigastrium, muntah, gangguan visus (superimposed pre – eclamsia) , bahkan dapat timbul serangan eklamsi dan pendarahan otak. Hipertensi esensial lebih sering dijumpai pada multipara dalam usia lanjut, Selain itu factor keturunan dan obesitas merupakan vaktor predisposisi.
2.2.2. Udema
Udema  ialah penimbunan cairan yang berlebih dalam jaringan tubuh, dan dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Udema pretibial yang ringan sering ditemukan pada kehamilan biasa, sehingga tidak seberapa berarti untuk penentuan diagnosis pre-eklampsia. Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya hilang setelah beristirahat atau meninggikan kaki. Udema yang mengkhawatirkan ialah udema yang muncul mendadak dan cenderung meluas. Udema biasa menjadi menunjukkan adanya masalah serius dengan tanda-tanda antara lain: jika muncul pada muka dan tangan, bengkak tidak hilang setelah beristirahat, bengkak disertai dengan keluhan fisik lainnya, seperti: sakit kepala yang hebat, pandangan mata kabur dan lain-lain. Hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau pre-eklampsi
Berbaringlah dengan posisi bertumpu pada tubuh bagian samping kiri. Istirahatkan kaki anda dengan mengangkatnya ke atas sehingga darah akan mengalir lebih lancar dari kaki ke jantung anda. Jangan mengkonsumsi pil diuretik. Sebaiknya konsultasikan dokter anda terlebih dahulu bila anda bermaksud hendak mengurangi konsumsi garam untuk mengurangi keringat berlebih pada tubuh anda. Karena bagaimanapun tubuh membutuhkan garam untuk keseimbangan cairan tubuh, dan mengurangi konsumsi garam bukan merupakan cara terbaik untuk mengatasi keringat berlebih pada tubuh anda. Kaki bengkak pada ibu hamil kerap disebut dengan udema atau oedema yang artinya penimbunan cairan. Pembengkakan ini bukan hanya bisa terjadi di kaki tapi juga memungkinkan di bagian tubuh lain. Tapi yang paling kerap dialami adalah pada kaki. Perubahan metabolisme tubuh, utamanya pada keseimbangan volume cairan tubuh. Ketika sedang tidak hamil, volume air yang masuk ke dalam tubuh, kurang lebih sama banyaknya dengan volume yang dikeluarkan. Apabila volume air berlebihan, tubuh otomatis akan mengelurkan dalam bentuk keringat, saat buang air besar dan terutama saat buang air kecil. Cara tersebut membuat keseimbangan cairan di dalam tubuh kita akan selalu terjaga. Akan tetapi pada keadaan tertentu, misalnya fungsi ginjal terganggu akibat adanya infeksi, cairan yang berlebih tidak selalu dapat dikeluarkan dengan lancar. Jika ini terjadi, cairan yang berlebihan akan tertimbun dan tersimpan di jaringan-jaringan tubuh. Penimbunan cairan itulah yang nampak sebagai pembengkakan pada jaringan yang mengakumulasi kelebihan air. Itu yang disebut udema atau oedema.
Sesuai sifat air yang rajin mengalir ke tempat yang letaknya lebih rendah, maka jaringan yang menjadi tujuannya adalah bagian-bagian tubuh yang letaknya dibawah. Itulah mengapa tangan dan utamanya kaki paling kerap bengkak pada pagi hari. Sebab saat tidur, proses metabolisme pada sel-sel tubuh akan menghasilkan sejumlah cairan sebagai salah satu hasil “buangan”. Cairan buangan itulah yang akan terkumpul sepanjang malam. Pada pagi harinya, jumlahnya akan cukup berlimpah dan mengakibatkan pembengkakan pada ibu hamil. Bila udema yang Anda derita saat hamil masih tergolong ringan, gejalanya akan berupa pembengkakan pada betis dan telapak kaki yang dapat hilang dengan sendirinya setelah beristirahat dengan cukup. Bila udema ini lebih parah, pembengkakan tidak hanya terjadi pada kaki dan betis tapi menyebar hingga ke paha, alat kelamin (terutama bibir kemaluan sebelah luar), serta daerah sekitar perut. Sedangkan jika masuk kategori parah, dapat terjadi hingga seluruh bagian perut dan disertai gejala acites (akumulasi cairan di dalam perut).
Kunci utama mencegah ataupun mengatasi udema adalah dengan mengetahui penyebabnya. Jadi, bila kesehatan Anda saat hamil telah diperiksa dan dipantau secara keseluruhan, maka udema ini bisa dicegah. Misal, bila terdapat gangguan fungsi jantung pada calon ibu, tetapi kemudian secara bertahap gangguan tersebut diatasi atau diobati, maka kemungkinan timbulnya udema bisa dikurangi.
Jika hasil pemeriksaan kesehatan sebelum hamil calon ibu menderita hipertensi akibat gemar mengkonsumsi makanan bercita rasa asin. Jika sudah dideteksi sebelum kehamilan terjadi, kemungkinan edema bisa dicegah. Antara lain dengan mengubah kebiasaan mengkonsumsi garam.
1.     Penanganan Udema
a.    Saat bangun pagi di waktu Anda hamil, angkatlah kaki anda untuk beberapa saat, misalnya dengan menggunakan bantal sebagai pengganjal. Sehingga aliran darah tidak mengumpul pada daerah pergelangan dan telapak kaki
b.   Apabila saat hamil masih bekerja di kantor, usahakan posisi kaki lebih tinggi pada saat duduk. Gunakan bangku kecil atau tatakan lain yang cukup tebal sebagai penopang kaki
c.    Angkat kaki Anda sesering mungkin sewaktu Anda hamil, sehingga memberi kesempatan cairan yang ada di bagian kaki megalir ke atas
d.   Perbanyak istirahat degan cara berbaring miring
e.    Anda bisa mencoba memakai stocking penyangga otot perut untuk menghindari terjadinya penimbunan pada perut sekaligus kaki
f.    Jangan memakai stocking atau kaus kaki yang memiliki karet elastik yang dapat “mengigit” betis Anda sehingga dapat menghambat aliran darah dan cairan di daerah betis.
g.   Perbanyak minum air putih paling sedikit 2 liter sehari. Dengan banyak memasukkan cairan ke tubuh, justru membuat tubuh hanya sedikit menyimpan air
h.   Biasakan rutin berolahraga saat sesuai kondisi Anda. Dianjurkan untuk berenang dan mengendarai sepeda statis
i.     Makan secara teratur saat hamil
j.     Hindari konsumsi natrium saat hamil (Na secara berlebihan dengan mengurangi makanan yang asin.
2.2.3.      Proteinuria
Proteinuria adanya protein serum yang berlebihan dalam urine, seperti pada penyakit ginjal atau setelah latihan pisik yang berat
Protein darah dalam bentuk albumin dan gamaglobulin dapat menurun pada triwulan pertama, sedangkan fibrinogen meningkat. Pada post partum dengan terjadinya hemokonsentrasi dapat terjadi tromboflebitik
Penyebab proteinuria adalah
1)      Sekret vagina atau cairan amnion dapat mengkontaminasi urine sehingga terdapat proteinuria
2)      Kateteritasi tidak dianjurkan karena dapat mengakibatkan infeksi
3)      Infeksi kandung kencinf, anemia berat, pajah jantung, partus lama juga dapat menyebabkan proteinnuria
4)      Darah dalam urine, skitosomiassis, kontaminasi darah vagina dapat menghasilkan proteinuria positif palsu.

0 komentar:

Post a Comment