Monday 21 January 2013

KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan penelitian WHO (Woldh Health Organization) di seluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa / tahun  dan kematian bayi khususnya neonatus sebesar 10.000.000 jiwa/tahun. Kematian maternal dan bayi tersebut terjadi terutama di Negara berkembang sebesar 99 %. Walaupun jumlah sangat besar, yang menarik perhatian karena kejadian tersebar  (Sporadis). Sebenarnya kematian ibu dan bayi mempunyai  peluang yang sangat besar untuk dihindari dengan meningkatkan kerja sama antara pemerintah dan swasta serta badan pemerintah lainnya (Munuaba, 2005).
Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia yaitu 228/100.000 kelahiran hidup (SKRT, 2008) dibandingkan Angka Kematian Ibu (AKI)  Negara-negara ASEAN lainnya mengharuskan Depertemen Kesehatan membuat kebijaksanaan pelayanan obsteri dan neonatus (kebidanan dan bayi baru lahir) sedekat mungkin kepada ibu sesuai dengan pendekatan Making Pregnancy Sefer (MPS). Visi utama dari MPS adalah kehamilan ibu dan persalinan berlangsung aman serta bayi yang dilahirkan hidup dan sehat. Menurunkan angka kematian ibu (maternal) menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian neonatus (neonatal) menjadi 16/100.000 kelahiran.  Untuk mencapai sasaran tersebut di tetapkan srategis utama dan  azas-azas pedoman operasionalisasi srategis antara lain bahwa MPS memusatkan perhatiannya pada pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang baku serta cost effective (Depkes RI, 2008).
        Salah satu tujuan progam Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah meningkatkan kemandirian keluarga dalam memelihara kesehatan ibu dan anak. Dalam keluarga, ibu dan anak merupakan kelompok yang yang paling rentan terhadap berbagai masalah kesehatan seperti kesakitan dan gangguan gizi yang sering kali berakhir dengan kecacatan dan kematian. Untuk mewujudkan kemandirian keluarga dalam memelihara kesehatan ibu dan anak maka salah satu upaya program adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga melalui pengunaan Buku Kesehatan Ibu Dan Anak (Buku KIA) (Depkes RI, 2003).
Komplikasi kehamilan dan persalinan dialami oleh 15 – 20 % dari seluruh kehamilan dan kebanyakan terjadi di sekitar saat persalinan. Terjadinya komplikasi sulit diperkirakan sehingga sering muncul secara mendadak. Pertolongan terhadap komplikasi ini memerlukan tindakan yang cepat dan tepat (dalam waktu kurang dari 2 jam) agar nyawa ibu dan janinnya dapat diselamatkan (Depkes RI, 2004).
Penyebab langsung kematian ibu terutama disebabkan pendarahan 50%, Eklamsi 13 %, Infeksi 10%, Komplikasi Abortus 11%,  partus lama 9%, sedangkan  penyebab tidak langsung antara lain Untuk ibu hamil menderita KEP 37 % Anemia (Hb < 11 gr%) 40 %. Kejadian anemia pada ibu hamil akan meningkatkan resiko terjadinya kematian ibu dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia (Depkes RI, 2005).
Ketuban pecah dini (KPD) adalah ketuban yang pecah spontan yang terjadi pada sembarang usia kehamilan sebelum  persalinan dimulai. Masa laten biasanya berlangsung sekurangnya satu jam. Insidensi KPD berkisar dari 4,5% sampai 7,6% dari seluruh kehamilan. KPD preterm terjadi pada kira-kira 1% kehamilan dan jelas merupakan problema yang lebih menantang untuk para dokter spesialis obstetric (Rayburn, 2005).
Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya takanan intrauterin atau oleh kedua faktor tersebut. Berkurangnya kekuatan membran disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks. Penanganan ketuban pecah dini memerlukan pertimbangan usia gestasi; adanya infeksi pada koplikasi ibu dan janin, dan adanya tanda-tanda persalinan (Saifuddin, 2006).
Permasalahan Ketuban pecah dini (KPD) adalah usia ibu hamil yang terlempau muda atau kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, jumlah melahirkan yang tinggi dari seorang ibu serta pekerjaan ibu yang merupakan penyabab terbanyak dari kejadian Ketuban pecah dini (KPD).

0 komentar:

Post a Comment