Monday 21 January 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG PAP SMEAR



BAB  I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Kanker serviks adalah penyakit kanker yang terjadi pada daerah leher rahim. Yaitu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim. Letaknya antara rahim (uterus) dengan liang senggama wanita (vagina). Kanker ini 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim. Berawal terjadi pada leher rahim, apabila telah memasuki tahap lanjut, kanker ini bisa menyebar ke organ-organ lain di seluruh tubuh penderita (Mansjoer, 2006)
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, saat ini penyakit kanker serviks menempati peringkat teratas di antara berbagai jenis kanker yang menyebabkan kematian pada perempuan di dunia. Di Indonesia, setiap tahun terdeteksi lebih dari 15.000 kasus kanker serviks.Sekitar 8000 kasus di antaranya berakhir dengan kematian. Menurut WHO, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita kanker serviks yang tertinggi di dunia. Mengapa bisa begitu berbahaya? Pasalnya, kanker serviks muncul seperti musuh dalam selimut. Sulit sekali dideteksi hingga penyakit telah mencapai stadium lanjut (WHO, 2008).
Pap smear sebagai alat diagnosis dini kanker serviks telah dilakuka sejak tiga dasa warsa terakhir. Di negera-negara maju, pap smear telah terbukti menurunkan kejadian kanker serviks invasif 46-76% dan metalitas kanker serviks 50-60%. Berbeda dengan Indonesia, pap smear belum terbukti mampu meningkatkan temuan kanker serviks stadium dini dan lesi perkanker. Hal ini dikarenakan bawa kuantitas sumber daya manusia yang rendah, prosedur tes pap smear yang komplek, akurasi pap smear yang sangat bervariasi dengan negatif palsu yang tinggi serta sistem pelaporan yang kurang praktis , wilayah Indonesia sangat luas yang terkait dengan kesulitan transportasi dan komunikasi, dan para wanita sering enggan diperiksa karena ketidak tahuan, rasa malu, rasa takut, dan faktor biaya. Hal ini umumnya karena masih rendahnya tingkat pendidikan penduduk Indonesia. (Triayadi, 2007)
Dari hasil penelitian oleh tim Rumah Sakit Kanker Darmais Jakarta menunjukkan bahwa tiap jenis kanker mempunyai banyak faktor dan tahapan yang mengarah pada terjadinya perubahan sel normal menjadi sel kanker. sekitar 5 – 10% dari kanker terjadi akibat adanya kelainan genetika yang diturunkan. Anggota keluarga dengan faktor genetic ini mempunyai resiko yang meningkat untuk timbulnya tipe tertentu kanker. misalnya sindroma Li-Fraumeni, dan adanya kecendrungan bentuk familier pada kanker payudara (RS.Kanker Darmais, 2003)

0 komentar:

Post a Comment