Saturday 28 September 2013

Konsep Dasar Shock



1.      Pengertian
Syok adalah berkurangnya darah dalam peredaran darah umum disertai gangguan perfusi darah dalam jaringan pada tingkat pembuluh pembuluh darah kapiler. Syok dalam obstetri berarti yang disebabkan baik oleh perdarahan, trauma, dan sebab-sebab lainnya.
Syok adalah menggambarkan suau keadaan klinis yang akut pada seorang penderita, yang bersumber pada berkurangnya perpusi jaringan dengan darah, akibat gangguan pada sirkulasi mikro. Kekurangan oksigen dalam keadaan syok  ini akan diimbanggi dan dikompensasikan oleh metabolism anaerob, namun bila kekurangan perfusi tidak dapat diperbaiki, lama kelamaan metabolism anaerob, dengan glukosa akan menimbulkan timbunan asidum laktikum dan asidum piruvikum, sehingga terjadi asidosis metabolic, yang mengganggu kehidupan sel-sel.
Dengan demikian hipoksia jaringan akibat kekurangan perkusi yang berlangsung terlalu lama progresif akan merusak sel-sel dan pada akhirnya menyebabkan kematian.
2.  Etiologi
Dalam kehamilan fisiologik terjadi perubahan-perubahan hemodinamik yang memberi perlindungan atau justru memberi predisposisi terhadap timbulnya syok. seperti antara lain peningkatan jurah jantung dan perubahan mekanisme pembekuan darah. Ada keadaan phatologik waktu kehamilan atau persalinanyang memberi predisposisi terhada timbulnya syok, seperti anemi, gangguan gizi, partus lama diserta dehidrasi dan asidosis dan sebagainya. Syok pada waktu kehamilan mengakibatkan syok pula pada janin yang berada dalam kandungan. Peristiwa – peristiwa dalam praktek kebidanan dapat menimbulkan syok adalah :
a.    Perdarahan.
Merupakan sebab utama syok yang terjadi dalam praktek kebidanan, peristiwa-peristiwa dalam bidang kebidanan yang dapat menimbulkan pendarahan sehingga menimbulkan syok adalah abortus, kehamilan ektopik yang terganggu, mola hidatidosa, gangguan pelepasan plasenta, atonia uteri postpartum, plasenta previa, ruptur dari rahim dan sebagainya.
b.   Infeksi berat
Syok karena infeksi berat dinamakan syok siptik (septicaemic shock) atau syok endotoksik (endotoxic shock)
c.    Solusio Plasenta
Selain timbulnya pendarahan banyak akibat pelepasan uri, terdapat juga pembebasan banyak tromboplastin dari desidua dan korion pada tempat terjadinya solusio plasenta.
d.   Perlukaan dalam persalinan
Perlukaan dalam persalinan seperti robek rahim, menimbulkan syok sebagai akibat trauma dan juga karena pendarahan banyak yang terjadi.

e.    Inversio uteri
Disebabkan oleh kesalahan dalam pertolongan pada kala uri. kejadian inversion uteri sering disertai dengan syok.  Kejadian inversio uteri sering disertai dengan syok. Pendarahan dapat merupakan factor penyebab dari syok tersebut, tetapi tanpa pendarahan syok dapat terjadi karena tarikan kuat pada peritoneum, kedua ligamentum infundibulo-pelvikum, serta ligament rotundum pada saat terjadinya inversio uteri. syok dalam hal ini lebih banyak bersifat neurogen.
f.    Emboli air ketuban
Menimbulkan syok yang sangat mendadak dan biasanya berakhir dengan kematian. dengan mendadak penderita manjadi gelisah, sesak nafas, kejang-kejang dan meninggal kemudian. Emboli air ketuban terjadi pada his yang kuat dengan ketuban yang biasanya sudah pecah. Karena his kuat, air ketuban dengan mekonium, rambut lanugo dan versnik kasiosa masuk kedalam sinus-sinus dalam dinding uterus dan dibawa keparu-paru. pada syok karena emboli air ketuban sering ditemukan gangguan dalam pembekuan darah.
g.   Gabungan dua atau lebih faktor diatas
Selain faktor-faktor diatas, adakalanya wanita hamil lanjut, menunjukan hipotensi ketika tidur terlentang, peristiwa yang dinamakan Supine hypotensive syndrome. 
3.   Patofisiologi
Semua macam syok bersumber pada berkurangnya perfusi jaringan dengan darah sebagai akibat gangguan sirkulasi mikro, suatu kesatua  sirkulasi mikro terdiri dari arteriol. metartoriol, kapiler dan venula. Darah dari artiriol memasuki meterteriol, dari metarteriol darah memasuki kapiler. Meterteriol mempunyai struktur antara arteriol dengan kapiler. pada ujung kapiler di metarteriol didapat otot polos yang melingkari kapiler (precvapillary sphincter), Darah dari kapiler kemudian memasuki venula. Pembuluh darah arteriol terutama dipengaruhi oleh unsure yang datang dari syaraf simpatikus. sebaliknya pembuluh pembuluh darah prakapiler dan otot lingkar prakapiler terutama dipengaruhi oleh keadaan local kimiawi dalam jaringan. Bilamana metabolisme dalam jaringan meningkat, dan timbul suatu  yang anaerob seperti dalam syok. terjadinya tumpukan sampah metabolism. Bahan-bahan mempunyai pengaruh menguranggi tonus otot pembuluh darah prakapiler dan sfingter prakapiler, dengan demikian timbul vasodilitasi, sehingga aliran darah ke kapiler meningkat, sebaliknya bila ativitas metabolisme di dalam jaringan berkurang. metabovit berada dalam konsentrasi yang lebih rendah, terjadinya vasokontriksi pembuluh-pembuluh darah pra kapiler. sehingga aliran darah didalamnya menurun. Pembuluh - pembuluh darah pasca kapiler, seperti venula dan vena – vena kecil, terutama berada dibawah pengaruh susunan saraf. Rangsangan simpatikus yang meningkat mengakibatkam kontraksi otot polos dari vena-vena kecil dan venula dari sirkulasi mikro. dengan demikian kapasitas berkurangnya, sehingga meningkatkan pengaliran darah ke jantung. Sebaliknya penurunan tonus pembuluh – pembuluh darah paska kapiler akan sangat mengurangi pengisian jantung dan dapat mengakibatkan hipotensi yang berat
4.      Gejala Syok
Gambaran klinis adalah sebagai berikut.
a.       Pada mulanya penderita merasa kedinginan, gelisah rasa kering dan kehausan.
b.      Nadi menjadi cepat, kecil dan tekanan darah menurun.
c.       Penderita keringat dingin, pucat, mata cekung, bibir kebiru-biruan (sianotis)
d.      Lebih lanjut, lebih kedinganan, nadi cepat, kecil (filiforms), tekanan darah turun atau tidak terukur pernafasan pendek dan cepat.
e.       Tingkat terakir tekanan darah tidak teratur, nadi tidak teraba, nafas satu satu sianosis dan pucat.
f.       Pada syok hipopolimik karena kehilangan darah, plasenta dan cairan elektrolit dalam peredaran umum, kerja jantung (cardiac output) akan berkurang, nadi naik, tekanan darah diaknostik turun, namun karena pengaruh baroreseptor timbul vasokonstriksi dan bertambahnya resistensi tepi, maka sampai tingkat tertentu tekanan darah tetap di pertahankan.
g.      Pada Syok septis (infeksi berat) hanya volume darah yang mengalir ke jantung yag berkurang.
h.      Pada Syok dapat terjadi pembekuan darah intravena yang menyebabkan hipofibrinogenemia.
i.        Dapat terjadi gangguan metabolisme sampai pada acidosis dan dapat menyebabkan koma, gangguan pernafasan dan kematian.
j.        Gangguan ginjal dapat mengakibatkan oliguria, anuria, dan akhirnya uremia.
k.      Syok hemoragik dalam obstetric dapat dijumpai pada :
-          antepartum, pada plasenta previa dan solutio plasenta
-          Intrapartum, pada  rupture  uteri
-          Postpartum, pada  perdarahan postpartum, dan luka jalan lahir.
5.        Klasifikasi syok
Menurut sebab ada 3 yaitu :
a.       Syok Hemoragik
Disebabkan oleh pendarahan.
b.      Syok Endotoksin
Disebabkan oleh Infeksi berat (Syok Bakterial)
c.       Syok Oleh sebab- sebab lain.
6.           Penanganan
Mengingat bahaya syok, peristiwa-peristiwa yang dapat menimbulkan syok harus ditanggulangi sebaik baiknya. Dalam praktek kebidanan pemberian cairan intravena melalui infus pada waktu persalinan sebagai tindakan pencegahan untuk menghindari hipovolumia besar manfaatnya terutama bagi penderita yang menunjukan predisposisi terhadap syok.
a.       Penanganan Syok Hemoragik
Pada syok Hematorik tindakan yang esensial adalah menghentikan pendarahan. Penderita dibaringkan dalam posisi Trendelenburg, yaitu dalam posisi terlentang biasa dengan kaki sedikit tinggi (300). Jaga jangan sampai penderita dingin badannya diberikan oksigen 100% kira-kira 5 liter/menit melalui jalan nafas. sampai diperoleh persediaan darah untuk transfuse, pada penderita melalui infuse segera diberi cairan NaCl 0,9%, ringer laktat, dektron, plasma dan sebagainya.
b.      Penanganan Syok Septik
Kelancaran ventilasi harus dijaga terlebih dahulu (O2 diberikan dengan masker, jika perlu mempergunakan pipa endotrakeal atau melakukan trakeatomi) serta oksigenasi dengan oksigen 100%, Seterusnya bagi penderita diberi cukup cairan seperti NaCl 0,9%, Ringer laktat, Dektran, dan sebagainya. pemberian antibiotika dengan spektrum luas dan dosis tinggi melalui intravena. Pemberian Glukokortikoid diberikan secara intra vena, obat vasopresor seperti Aramin, klorpromazin.

0 komentar:

Post a Comment