Sunday 22 September 2013

Konsep Dasar Diabetes Millitus Pada Ibu hamil



1.      Pengertian
         Diabetes Militus adalah Penyakit darah manis dapat merupakan kelainan hereditas dengan ciri insufisiensi atau absennya insulin dalam sirkulasi  darah, konsentrasi gula darah tinggi, berkurangnya glikogenesis.
2.      Etiologi
a.    Umur ibu sudah mulai tua.
b.   Multiparitas
c.    Gemuk (Obesitas)
d.   Ada anggota keluarga sakit Diabetes (Hereditas)
e.    Anak lahir dengan berat badan besar (diatas 4 Kg)
f.    Ada sejarah lahir mati dan anak lahir besar
g.   Sering Abortus
h.   Glukosuria
3.      Patofisiologi.
Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisma endokrin dan karbohidrat yang menunjang pemasokan makanan bagi janin serta persiapan untuk menyusui. Glukosa dapat berdifusi secara tetap melalui plasenta kepada janin sehingga kadar glukosa dalam darah janin hampir menyerupai kadar glukosa dalam darah ibu.   Insulin ibu tidak dapat mencapai janin, sehingga kadar gula dalam darah ibu mempengaruhi kadar gula pada janin. Pengendalian kadar gula terutama dipengaruhi oleh insulin, disamping beberapa hormon lain seperti : estrogen, steroid dan plasenta laktogen. Akibat lambatnya resorpsi makanan maka terjadi hiperglikemia yang relatif lama dan ini menuntut kebutuhan insulin. Menjelang aterm kebutuhan insulin meningkat sehingga mencapai 3 kali dari keadaan normal. Hal ini disebut sebagai tekanan diabetojenik dalam kehamilan. Secara fisiologik telah terjadi resistensi insulin yaitu bila ia ditambahkan dengan insulin eksogenia tidak mudah menjadi hipoglikimia. Yang menjadi masalah adalah bila seorang ibu tidak mampu meningkatkan produksi insulin, sehingga dia relatif hipoinsulin yang mengakibatkan hiperglikimia atau diabetes kehamilan (Diabetes yang timbul hanya dalam hamil). Resistensi insulin juga disebabkan oleh adaya hormon estrogen progesteron, kortisol, prolaktin dan plasenta laktogen. Hormon tersebut mempengaruhi reseptor insuli pada sel, sehingga mengurangi afinitas insulin. Hal ini patut diperhatikan dalam pengendalian penyakit Diabetes millitus.
4.   Diagnosa
Dapat dengan mudah ditegakan
a.       Anamnesis : Riwayat persalinan yang lalu, abortus, partus prematurus, kematian janin, anak lahir besar, Riwayat keluarga (hereditas). keluhan sekarang trias poliuri, polidipsi, polifagi dan pernah berobat sakit darah manis pada dokter.
b.      Pemeriksaan
1)      Pemeriksaan urine
2)      Pemeriksaan kadar gula darah puasa dan post – prandial.
3)      Glukosa toleran tes (GTT)
4)      Nilai kadar gula darah
5.            Klasifikasi Diabetes Millitus
a.    Tidak tergantung insulin (TTI) Non Insulin Dependent Diebetes Mellitus (NIDDM) yaitu kasus yang tidak memerlukan insulin untuk pengendalian kadar gula darah.
b.   Tergantung insulin (TI) Insulin dependent diabetes Mellitus yaitu kasus yang memerlukan insulin dalam pengendalian kadar gula darah.
Klasifikasi Diabetes Mellitus menurut White (1965) adalah sebagai berikut :
Kelas A. Diabetes kimiawi disebut juga diabetes laten, subklinis atau diabetes kehamilan, tes toleransi glukosa tidak normal, penderita tidak memerlukan insulin, cukup diobati dengan diet saja. Prognosis bagi ibu dan anak baik.
Kelas B. Diabetes Dewasa, diketahui secara klinis setelah umur 19 tahun dan berlangsung kurang daripada 10 tahun dan tidak disertai kelainan pembuluh darah.
Kelas C.  Diabetes yang diderita antara umur 10 – 19 tahun, atau timbul pada umur antara 10 – 19 tahun dan tanpa kelainan pembuluh darah.
Kelas D. Diabetes telah diderita lama, 20 tahun atau lebih, atau telah diderita sebelum umur 10 tahun, atau disertai kelainan pembuluh darah, termasuk arteriosklerosis pada retina dan tungkai, dan retinitis.
Kelas E. Diabetes yang diserta perkapuran pada pembuluh – pembuluh darah panggul, termasuk arteria uteria.
Kelas F Diabetes dengan nefropatia, termasuk glomerulonefritis dan pielonefritis. Diabetes anak remaja (juvenilis), diabetes yang diderita sejak anak-anak atau remaja. Karena sedikit atau tidak ada insulin endogen, cenderung menimbulkan keto-asidosis.
6.         Pengaruh  diabetes mellitus pada kehamilan.
a.    Pengaruh dalam kehamilan
Dalam kehamilan diabetes mellitus dapat menyebabkan komplikasi :
1)            Abortus dan partus prematurus
2)            Pre – eklamsi
3)            Hidramnion
4)            Kelainan letak janin
5)            Insufisiensi plasenta
b.   Pengaruh dalam persalinan
Penyulit yang sering dijumpai dalam persalinan adalah :
1)            Inersia uteri dan atonia uteri
2)            Distosia bahu karena anak besar
3)            Kelahiran mati
4)            Lebih sering mengakhiri partus dengan tindakan, termasuk seksio sesaria
5)            Lebih mudah terjadi infeksi
6)            Angka kematian maternal lebih tinggi
c.       Pengaruh dalam nifas
Diabetes lebih sering mengakibatkan infeksi nifas dan sepsis dan menghambat penyembuhan luka jalan lahir, baik ruptur perinai maupun luka episiotomi.
d.      Pengaruh pada bayi
Diabetes mempunyai pengaruh tidak baik terhadap hasil konsepsi, dan dapat terjadi penyulit sebagai berikut.
1)      Kematian hasil konsepsi dalam kehamilan muda mengakibatkan abortus.
2)      Cacat bawaan terutama pada klas D keatas
3)      Dismaturitas terutama pada klas D keatas
4)      Janin besar (makrosomia) terutama pada klas A sampai C
5)      Kematian dalam kandungan, biasanya pada kelas D keatas
6)      Kematian neonatal
7)      Kelainan neorologik dan psikologik di kemudian hari 
7.         Penanganan
a.    Pengobatan medik adalah sangat bijaksana bila pengobatan medik bekerja sama dengan ahli penyakit dalam.
1)   Diabetes Diet
            Penderita kelas A cukup diatur dietnya tanpa pengobatan dengan insulin. Menurut lokakarya LIPI/NAS (1968) kebutuhan kalori per hari untuk wanita Indonesia sehat yang  tidak hamil, yang hamil, dan pada masa laktasi masing – masing sebanyak 2.000, 2300 dan 2.800 kalori dengan protein 65 – 80 gram. Penderita diabetes mellitus dengan berat badan rata-rata cukup  di beri diet yang komen yang mengandung 1.200 – 1.800 kalori sehari selama berlangsungnya kehamilan.
            Dalam triwulan I diet dan pengobatan tidak banyak berbeda dengan keadaan diluar kehamilan. White menganjurkan 30 -40 kalori per kg berat badan. Garam perlu dibatasi untuk mengurangi kecendrungan akan retensi air dan udema. Diet yang dianjurkan adalah karbohidrat 40%, protein 2 g/kg berat badan, lemak 45 – 60 g.
            Dalam triwulan II metabolismus hidrat-arang dalam tubuh itu berubah, ibu memerlukan lebih banyak bahan makanan, terutama kalori dan protein. Penderita yang diluar kehamilan dan dalam kehamilan triwulan I tidak memerlukan insulin, mungkin sekali perlu diobati dengan insulin dalam triwulan II dan III. Karena itu keadaan gula darah harus diperiksa ulang. Diet dan dosis insulin setiap kali harus disesuaikan dengan keperluan yang berubah-rubah itu, lebih – lebih dalam triwulan III, juga dalam masa nifas dan laktasi pemeriksaan perlu diulang dan diet disesuaikan.
2)   Pemberian insulin
            Pada penderita Diabetes Mellitus dalam kehamilan daya tahan terhadap insulin meningkat dengan makin tuanya kehamilan, yang dibebaskan oleh kegiatan antiinsulin plasenta.
            Penderita yang sebelum kehamilan sudah memerlukan insulin diberi insulin dalam dosis yang sama dengan dosis diluar kehamilan sampai terdapat tanda-tanda bahaya dosis perlu ditambah atau dikuranggi. Perubahan – perubahan dalam kehamilan disatu pihak memudahkan terjadinya hiperglikimia dan asidosis, akan tetapi dipihak lain dapat menimbulkan reaksi hipoglikenik. Karena itu dosis insulin perlu dirubah-rubah sesuia dengan kebutuhan. Perubahan harus dilakukan dengan hati-hati, dengan berpedoman pada 140 mg/dl pemeriksaan gula darah yaitu kadar PP (Post Prandial) < 140 mg/dl.
b.   Penanganan obstetrik
Penanganan didasarkan atas pertimbangan beratnya penyakit, umur, paritas, riwayat persalinan terdahulu, dan ada atau tidak komplikasi.
1)   Penyakit tidak berat dan pengobatan/diet dapat mengontral penyakit dengan baik, diharapkan partus biasa.
2)   Bila diabetes mellitus agak berat dan memerlukan insulin, induksi partus lebih dini, kehamilan minggu ke 36-38.
3)   Diabetes mellitus agak berat, riwajat kematian janin dalam kandungan, beberapa institusi melakukan seksio sesaria dalam minggu ke 37 kehamilan.
4)   Diabetes mellitus berat dengan komplikasi (pre-eklamsi, hidramnion dan sebagainya), riwayat persalinan yang lalu buruk induksi partus atau seksio sesaria lebih dini.
5)   Dalam pengawasan persalinan, monitor janin dengan baik (DJJ, elektro-toko-kardio-gram dan ultrasonogragi dan lain-lain).
6)   Bila anak sudah ada dan setiap kehamilan dan persalinan akan mengancam keselamatan ibu dan bayi, sangat dianjurkan melakukan tubektomi untuk menutup kesuburan

0 komentar:

Post a Comment