Wednesday 10 April 2013

ANALISA PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS DAN NONMEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM



BAB I

                                                                   PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang

Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan kesehatan, kemajuan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat yang optimal. Terciptanya kesehatan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang optimal ditandai oleh penduduk hidup di lingkungan yang sehat. dengan perilaku yang sehat pula, serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata. (Depkes RI, 1999)
Berhasil tidaknya pembangunan di bidang kesehatan sudah tentu tidak lepas dari dukungan seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Karena dalam pembangunan kesehatan peranan masyarakat sangat penting artinya ditinjau dari segi potensi, peran aktif masyarakat maupun ditinjau dari segi masyakat sebagai sasaran pembangunan.
Menurut Hendrik L. Blum, derajat kesehatan dipengaruhi oleh empat faktor yaitu : faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor pelayanan kesehatan dan faktor keturunan. Dari keempat faktor tersebut faktor lingkungan merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Oleh sebab itu upaya pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan perlu diterapkan sesuai dengan prinsip-prinsip sanitasi yang menitik beratkan pada kebersihan. (Notoatmodjo, 1997)
Upaya peningkatan kesehatan lingkungan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dalam rangka mencapai kualitas hidup yang optimal melalui upaya kesehatan lingkungan yang dinamis serta membangkitkan dan memupuk swasembada masyarakat dalam upaya kesehatan lingkungan.
Salah satu upaya yang perlu dilakukan dalam peningkatan kualitas lingkungan adalah dengan melakukan kegiatan dibidang kesehatan ditingkatkan antara lain dalam hal pembuangan sampah, karena dengan pengelolaan sampah yang saniter merupakan bagian yang penting dalam upaya mencapai derajat kesehatan masyarakat.
Seperti halnya denngan pemukiman-pemukiman penduduk, taman hiburan dan tempat-tempat umum yang menghasilkan sampah, rumah sakit juga merupakan salah satu tempat-tempat umum yang memproduksi sampah dari hasil kegiatan yang dilaksanakan di rumah sakit. Semakin komplek kegiatan pada setiap ruangan/unit di rumah sakit maka akan semakin besar pula masalah sampah yang harus ditanggulangi. Oleh sebab itu lingkungan rumah sakit perlu dijaga dan dipelihara karena selain mencegah kemungkinan terjadinya infeksi silang juga akan meningkatkan kondisi lingkungan rumah sakit menjadi lebih nyaman, indah dan menarik bagi semua orang yang berada dalam lingkungan rumah sakit tersebut. (Azwar, 1989)
Tujuan utama rumah sakit sebagai penyelenggara kesehatan masyarakat yang berkualitas tinggi belum dapat dicapai, akibatnya seringkali rumah skit kehilangan citranya dan berubah fungsinya menjadi tempat yang memberi kesan kurang rapi, tidak nyaman, kotor, berbahaya dan sebagainya. Salah satu penyebab yang cukup berperan dalam menciptakan kondisi rumah sakit yang demikian adalah kurangnya perhatian terhadap sanitasi di rumah sakit dalam pengelolaan sampahnya. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2000 di Indonesia terdapat 1.111 rumah sakit. Di Provinsi Naggroe Aceh Darussalam terdapat 25 rumah sakit yang terdiri dari 12 rumah sakit pemerintah dan 13 rumah sakit swasta.
Pembuangan sampah merupakan salah satu aspek sanitasi rumah sakit yang harus ditangani dengan baik dan benar, karena selain menimbulkan infeksi nosokomial juga dapat menimbulkan gangguan-gangguan terhadap manusia maupun lingkungan antara lain :
  1. Tempat berkembang dan sarang dari pada serangga dan tikus.
  2. Dapat menjadi sumber pengotoran tanah, sember-sumber air permukaan tahan atau air dalam tanah maupun udara.
  3. Dapat menjadi sumber dan tempat hidup dari kuman-kuman yang membahayakan kesehatan. (Depkes RI, 1978)
Sampah merupakan segala sesuatu yang tidak berguna lagi bagi manusia dan perlu dibuang. Sampah yang berserakan dan bertumpuk lama merupakan tempat bersarangnya bibit penyakit, sehingga dalam pengelolaan sampah diperlukan alat pelindung diri (APD) bagi orang yang kontak langsung dengan sampah tersebut baik itu sampah medis maupun sampah non medis. (Depkes RI, 1981)

0 komentar:

Post a Comment